LEBAK, iNewsLebak.id - Libur lebaran menjadikan jumlah sampah di Kabupaten Pandeglang lebih banyak dari hari biasanya, kenaikan volume sampah ini disebabkan oleh sampah yang berasal dari sisa makanan yang dibawa oleh para wisatawan.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pandeglang, Winarno, menyampaikan bahwa selama libur Lebaran 2025 terjadi peningkatan signifikan volume sampah.
Rata-rata jumlah sampah yang diangkut per hari mencapai sekitar 210 ton, atau dua kali lipat lebih banyak dibandingkan hari-hari normal.
“Selama libur Lebaran ada peningkatan volume sampah dibandingkan hari biasa sekitar 100 persen, dua kali lipat,” kata Winarno kepada wartawan, pada Selasa, (08/04/2025).
Winarno menjelaskan, bahwa pihaknya mengoperasikan lima armada pengangkut sampah setiap hari. Namun, setiap armada hanya mampu melakukan satu kali pengangkutan per hari karena jarak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang cukup jauh.
“Per hari lima armada dikerahkan, tapi hanya bisa satu kali angkut per armada karena buangnya ke TPA Bangkonol. Jadi lima armada dikali enam hari kerja dikali tujuh ton per rit, kurang lebih 210 ton, khusus dari daerah wisata,” jelasnya.
Menurutnya sebagian besar berasal dari sampah sisa makanan yang dibawa wisatawan, dan sampah yang diangkut merupakan sampah berasal dari tong atau bak sampah yang sudah disediakan baik di hotel-hotel ataupun tempat wisata.
“Sampah yang kita angkut berasal dari tempat-tempat yang sudah disediakan bak atau tong sampah, baik di hotel-hotel maupun di kawasan wisata,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Peduli Pariwisata Carita (KPPC), Supriadi Franky, mengungkapkan bahwa volume sampah di kawasan wisata mengalami peningkatan selama libur Lebaran. Ia menjelaskan bahwa lonjakan jumlah wisatawan turut memicu peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan.
“Memang wajar kalau volume sampah meningkat saat libur panjang. Ini bisa dibilang hukum sebab akibat, di mana ada wisatawan, di situ pasti ada sampah. Produksi meningkat karena ada permintaan,” katanya.
Franky juga menegaskan, pentingnya penyediaan tempat sampah oleh pemerintah daerah di setiap hotel maupun objek wisata. Ia menyayangkan jika hal tersebut hanya menjadi wacana tanpa realisasi.
“Harusnya ada tong-tong sampah yang disediakan pemda di setiap hotel atau objek wisata. Jangan cuma omon-omon (omong doang), karena kita pelaku wisata juga bayar retribusi ke pemerintah sesuai perda yang berlaku,” ujarnya.
Ia juga berharap agar ke depan pemerintah daerah bisa melakukan upaya yang lebih maksimal dalam menangani persoalan sampah, demi menjaga kenyamanan pengunjung dan kebersihan kawasan wisata.
“Kita harap ke depan bisa lebih maksimal, terutama soal penyediaan tong sampah dan pengangkutannya, supaya lokasi wisata tetap nyaman dan bersih,” pungkasnya.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait