Lebak, iNewsLebak.id - Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Banten Airin Racmi Diany dalam kegiatan safari politik dan silaturahmi dengan para tokoh masyarakat di Lebak Selatan turut menyoroti maraknya kegiatan tambang rakyat yang ada di wilayah Banten Selatan.
Mantan Walikota Tangerang Selatan ini tak menampik bahwa Ia sudah mendapat informasi terkait aktivitas tambang rakyat yang tak berizin. Bahkan pelaku tambang ilegal disebut Airin seringkali dikejar-kejar karena aktivitasnya tersebut.
“Kami memahami dan menemukan izin pertambangan rakyat rakyat ingin ada legalitasnya. Yang kita temukan di lapangan penambang sudah turun temurun ada disitu karena tidak ada izin atau illegal maka dikejar-kejar,” ujar Airin, Kamis (19/9/2024) usai deklarasi Relawan Jangkar KB di Malingping.
Saat ditanya wartawan apa yang akan dilakukan menyikapi persoalan tambang ilegal di Lebak Selatan, Airin mengatakan Ia akan melakukan kajian soal itu, “Ke depan kami akan lakukan kajian, penambangan itu tidak boleh merugikan kepentingan masyarakat dan alam sekitar,” ujarnya.
“Kewenangan soal (tambang) itu ada di ranah provinsi dan kementerian, yakni ESDM. Soal perizinan Pemprov harus berkoordinasi dengan pusat. Pemerintah harus hadir dan ada solusi bagaimana masyarakat bisa punya mata pencaharian tapi tidak merusak alam,” tambah politisi Golkar tersebut.
Sebagaimana diketahui, Lebak Selatan memiliki banya potensi sumber daya alam (SDA) yang belum dikelola secara maksimal. Masyarakat dengan kemampuan yang terbatas, secara turun temurun melakukan kegiatan pertambangan illegal guna menutupi kebutuhan hidup.
Selama berpuluh-puluh tahun, belum ada solusi yang berpihak pada rakyat. Aktivitas tambang ilegal seperti batu bara, emas, hingga pasir seolah dibiarkan guna kepentingan kaum kapitalis yang selalu saja masyarakat kecil jadi tamengnya.
Tidak adanya tata kelola yang sesuai dengan konstitusi, membuat kerusakan alam tak terhindarkan, bahkan banyak nyawa melayang karena sistem keselamatan kerja yang minim. Hasil yang didapat masyarakat tak sebanding dengan resiko yang dihadapi.
Editor : U Suryana