Kapan Malam Lailatul Qadar? Lakukan 5 Hal Berikut pada 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan

LEBAK, iNewsLebak.id - Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat mulia dan ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia. Beberapa orang memaksimalkan menggunakan kesempatan ini untuk memperkuat ibadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Pasalnya, Malam Lailatul Qadar menjadi malam yang spesial, khususnya pada bulan Ramadan. Bahkan, Allah sendiri mencatatkan malam ini ke dalam Al-Qur’an dalam Surat Al-Qadr. Dalam Surat tersebut dijelaskan jika malam ini memiliki keutamaan, jauh lebih baik dibanding dengan seribu bulan atau selama 83 tahun.
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
lailatul-qadri khairum min alfi syahr
Artinya: “Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Q.S Al-Qadr [97] Ayat 3)
Lalu, kapan sebenarnya malam Lailatul Qadar itu?
Mengutip dari laman Kementerian Agama RI, Malam Lailatul Qadar tidak pernah diberi tahu secara gamblang oleh Rasulullah terkait waktunya. Namun, orang yang paling mulia itu memberikan petunjuk mengenai perkiraan waktu terjadinya malam yang penuh berkah tersebut.
Dalam Hadits Rasululullah memberikan petunjuk jika malam Lailatul Qadar terjadi pada 10 malam terakhir bulan Ramadan.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: “Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan.” (HR. Bukhari)
Dalam Hadits lain Rasul memberikan petunjuk lebih rinci tentang malam ini.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: “Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.” (HR. Bukhari)
Dalam Hadits lain bahkan Rasul diriwayatkan memberi tahu kapan Malam Lailatul Qadar terjadi.
وَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
Artinya: “Demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintahkan oleh Rasulullah untuk menghidupkannya, yaitu malam ke-27.” (HR. Muslim dari Ubay Bin Ka’ab).
Namun, catatan dari para Ulama, bahwa malam ke-27 ini tidak memberikan kepastian tapi memiliki probabilitas tinggi karena malam Lailatul Qadar terjadi di hari yang berbeda pada tiap tahun.
Jika diberikan kesempatan untuk bertemu dengan malam ini, sebagai umat Muslim, sudah sepatutnya kita mengoptimalkan ibadah demi meraih ridha Allah. Luangkanlah waktu di malam-malam Lailatul Qadar untuk menjalankan amalan-amalan ini:
Sholat malam atau Qiyamul Lail merupakan ibadan Sholat yang dilakukan pada waktu selesai Isya hingga terbit fajar. Sholat Tarawih termasuk ke dalam Qiyamul Lail yang secara harfiah memiliki arti berdiri di malam hari.
Rasulullah juga menyampaikan keutamaan dari Qiyamul Lail.
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: "Siapa yang mengerjakan Sholat pada malam lailatul qodar dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni." (HR Bukhari, Muslim, Nasa'i, Tirmidzi dan Ahmad, dari Abu Hurairah RA).
I’tikaf merupakan ibadah sunnah yang dilakukan dengan berdiam diri di dalam Masjid. Hal ini bisa dibarengi dengan memperbanyak ibadah seperti Sholat dan Tadarus Al-Quran.
Dalam Hadits, Rasululullah menganjurkan ibadah ini untuk mencari Lailatul Qadar pada malam-malam 10 hari terakhir di bulan Ramadan.
كَانَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجَاوِرُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ، وَيَقُولُ : تَحَرَّوا (وَفِي رِوَايَةٍ : الْتَمِسُوا) لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي
الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: "Rasulullah SAW. beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, dan beliau mengatakan, 'Carilah lailatul qodar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan.’" (HR Bukhari, dari Aisyah RA)
Pada malam ini perbanyaklah untuk meminta kepada Allah, sebab waktu ini merupakan waktu yang pas untuk berduaan, memohon, dan menangis kepada Sang Pencipta. Doa yang dianjurkan.
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni
Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf menghapus kesalahan, karenanya maafkanlah aku, hapuslah dosa-dosaku.
Dari Siti Aisyah RA:
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Rasulullah SAW meningkatkan kesungguhan (ibadahnya) pada sepuluh hari terakhir (bulan Ramadan), hal yang tidak beliau lakukan pada (hari) lainnya.” (HR Muslim, Ibnu Majah, Khuzaimah dan Ahmad).
Dalam kitab Al-Umm, Imam Asy-Syafi'i menyampaikan pendapat yang beliau peroleh dari sejumlah ulama Madinah, dan pendapat tersebut juga diriwayatkan sampai kepada Ibnu 'Abbas
أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ
“Menghidupkan Lailatul Qodar bisa dengan melaksanakan Sholat Isya berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan Sholat Subuh secara berjamaah.”
Editor : Imam Rachmawan