get app
inews
Aa Text
Read Next : Dortmund Vs Barcelona, Hansi Flick Tidak Anggap Enteng Meski Sudah Unggul Agregat 4-0

Krisis Kelapa Melanda Lebak, Produk Santan Instan Mulai Sulit Ditemukan

Kamis, 10 April 2025 | 14:00 WIB
header img
Ilustrasi santan instan. (Foto: Istimewa)

LEBAK, iNewsLebak.id - Krisis kelapa yang melanda Kabupaten Lebak, Banten, semakin parah, menyebabkan produk santan instan menjadi sulit ditemukan di pasaran.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M. Tauchid, mengungkapkan bahwa krisis ini disebabkan oleh dampak El Nino yang menyebabkan kemarau panjang, sehingga produksi kelapa menurun drastis. 

"Betul (Krisis) faktor cuaca, dampak ekornya El Nino terasa sekarang pada produksi kelapa," kata Agus

Permintaan kelapa meningkat tajam saat menjelang bulan Ramadan dan Lebaran, sementara pasokan dari petani tidak mencukupi. Hal ini menciptakan kelangkaan yang membuat harga kelapa melonjak hingga Rp20.000-Rp25.000 per butir di pasar lokal.

Di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, harga kelapa tua mengalami kenaikan luar biasa, lebih dari dua kali lipat, dari Rp10.000 menjadi Rp25.000, yang sontak membuat ibu-ibu rumah tangga terkejut.

Banyak industri yang bergantung pada kelapa mengalami kesulitan, bahkan beberapa terpaksa menghentikan operasional karena kekurangan bahan baku. 

Bahkan kekosongan rak produk santan instan terlihat di sejumlah warung di Kecamatan Warunggunung, Cibadak, hingga Maja.

"Secara nasional untuk industri seperti kara mengalami kekurangan pasokan. Sedangkan untuk konsumsi pun memang harga kelapa mengalami peningkatan (Dampak krisis)," ujarnya.

Agus mengklaim bahwa Pemprov Banten telah mengantisipasi potensi krisis kelapa berkepanjangan dengan melakukan peremajaan batang kelapa sebagai salah satu langkahnya.

“Pada tahun 2024 kita melakukan peremajaan menggunakan dana APBD dan APBD. Kurang lebih ada 200 hektar yang dilakukan peremajaan," ungkapnya.

Sebelumnya sejumlah lapak usaha kelapa di Kabupaten Serang dan Pandeglang dilaporkan kosong tanpa buah kelapa. Akibatnya, beberapa industri pengolahan kelapa, termasuk produsen Dessicated coconut (DC) atau tepung kelapa di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, terpaksa menghentikan produksi.

Industri DC menyebutkan bahwa penghentian ini disebabkan oleh sulitnya memperoleh bahan baku kelapa yang juga mengalami kenaikan harga signifikan, mencapai Rp7 ribu dari tingkat petani.

 

Editor : Imam Rachmawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut