Makna dan Sejarah Idul Adha: Mengapa Umat Muslim Berkurban?

LEBAK, iNewsLebak.id - Iduladha merupakan salah satu hari besar umat Islam yang identik dengan penyembelihan hewan kurban. Banyak yang merayakan dengan penuh semangat, namun tak sedikit pula yang masih bertanya-tanya, mengapa umat Muslim berkurban setiap Iduladha?
Pertanyaan itu mungkin pernah terlintas di benak kita, apalagi bagi generasi muda atau siapa pun yang ingin memahami ajaran Islam lebih dalam.
Untuk menjawabnya, penting untuk menelusuri sejarah kurban dalam Islam serta makna kurban menurut pandangan ulama. Dengan begitu, kita bisa menjalani ibadah ini tidak hanya sebagai rutinitas tahunan, tapi sebagai bentuk penghayatan spiritual yang mendalam.
Iduladha adalah momentum spiritual untuk meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Selain itu, ibadah kurban menjadi wujud nyata kepedulian sosial dan pembuktian ketakwaan seorang Muslim.
Dalam Islam, berkurban bukan sekadar ritual, melainkan sarana mendekatkan diri kepada Allah dan berbagi kepada sesama.
Untuk mengetahui mengapa umat Muslim berkurban, ketahui sejarah dan makna nya berikut ini dari beberapa sumber:
Sejarah kurban dalam Islam tak lepas dari kisah agung Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Dalam Al-Qur’an surah As-Saffat ayat 102–107, dikisahkan bagaimana Nabi Ibrahim mendapat perintah dalam mimpi untuk menyembelih putranya sebagai bentuk ujian keimanan.
Nabi Ismail pun merespons dengan penuh ketundukan. Ketika keduanya menunjukkan kepasrahan total, Allah menggantikan Ismail dengan seekor hewan sembelihan. Kisah ini menjadi dasar ibadah kurban yang dilakukan umat Muslim setiap Iduladha.
Ibadah kurban kemudian disyariatkan kepada umat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW setelah hijrah ke Madinah. Sebagaimana disebutkan dalam HR. Tirmidzi dan Ahmad, Rasulullah SAW bersabda bahwa berkurban adalah sunnah yang sangat dianjurkan bagi yang mampu. Dari sinilah, kurban menjadi bagian dari syiar Islam yang dilaksanakan setiap 10–13 Zulhijah.
Editor : Imam Rachmawan