Warga Lebak Diminta Waspada! Kasus Malaria Meningkat di Musim Hujan
LEBAK, iNewsLebak.id – Pemerintah Kabupaten Lebak mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit malaria seiring meningkatnya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (Balitbangda) Kabupaten Lebak, Paryono, mengatakan bahwa kasus malaria tahun ini menunjukkan peningkatan signifikan.
“Penularan penyakit malaria tahun ini mengalami peningkatan hingga 24 kasus dibandingkan 2024 sebanyak 8 kasus,” ujarnya di Lebak, Senin (17/11).
Ia menegaskan, penyakit yang berpotensi mematikan bila tidak segera ditangani ini perlu mendapatkan perhatian serius, terutama karena curah hujan sedang tinggi. Wilayah pesisir pantai menjadi salah satu kawasan yang masuk kategori rawan, mengingat nyamuk Anopheles (vektor malaria) membiak di laguna-laguna pantai.
Meski demikian, sebagian besar kasus yang tercatat merupakan kasus impor dari luar daerah seperti Papua dan Asahan, Sumatera Utara. Dari total 24 kasus, penanganan pasien tersebar di beberapa fasilitas kesehatan: RS Malingping 10 pasien, RS Kartini Rangkasbitung 2 pasien, Puskesmas Pajagan 2 pasien, Puskesmas Binuangeun 6 pasien, RSUD Adjidarmo 1 pasien, Puskesmas Cihara 2 pasien, dan Puskesmas Bayah 1 pasien.
“Kasus malaria ini tidak ditemukan korban meninggal dunia, karena mereka cepat mendapat perawatan medis,” kata Paryono.
Ia menyebutkan bahwa penanganan malaria di Lebak terus dilakukan secara optimal. Bahkan pada 2022, Kabupaten Lebak berhasil meraih sertifikat eliminasi malaria dari Kementerian Kesehatan RI, sehingga ditetapkan sebagai daerah bebas malaria.
“Kami bekerja keras agar masyarakat tetap waspada dan melakukan pencegahan penyakit malaria,” katanya menambahkan.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Lebak, dr Firman Rahmatullah, turut mengajak masyarakat menjalankan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya mencegah penyebaran malaria. Ia menjelaskan bahwa petugas juga melakukan penyemprotan larvasida untuk membunuh jentik nyamuk Anopheles yang berkembang di laguna-laguna pantai.
Selain itu, petugas kesehatan menyebar ikan kepala timah untuk memangsa jentik nyamuk serta membagikan kelambu bagi warga di daerah endemis guna mencegah gigitan nyamuk.
“Gerakan ini salah satu upaya untuk mengantisipasi penularan penyakit malaria,” ujar Firman.
Ia menambahkan, kasus malaria biasanya meningkat saat curah hujan tinggi, sehingga masyarakat pesisir diminta lebih waspada. Meski begitu, Lebak belum pernah mengalami kejadian luar biasa (KLB) malaria.
“Saya minta jika warga mengalami demam tinggi dan dingin menggigil maka segera pergi untuk berobat ke puskesmas maupun rumah sakit,” katanya.
Untuk meningkatkan kapasitas tenaga medis, Dinkes Lebak juga secara rutin mengadakan pelatihan dan bimbingan teknis bagi petugas laboratorium serta petugas lapangan agar mampu mendeteksi gejala malaria sejak dini.
Editor : Imam Rachmawan