LEBAK, iNewsLebak.id - Potensi pariwisata di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memiliki peluang yang sangat besar. Pengembangan Geopark Bayah Dome adalah langkah strategis yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memiliki potensi sumber daya alam pariwisata yang melimpah. Dengan bentang alam yang bervariasi, dari pegunungan hingga pantai, Kabupaten Lebak menawarkan berbagai destinasi wisata yang menarik.
Salah satu upaya terbaru dalam mengoptimalkan potensi ini adalah pengembangan Geopark Bayah Dome yang tengah diusulkan ke pemerintah pusat untuk ditetapkan menjadi Geopark Nasional.
Dalam Keputusan Bupati Lebak Nomor: 050/Kep.114-Bapeltibangda/2023 Geopark Bayah Dome, merupakan kawasan geopark mencakup 15 Kecamatan, 179 Desa Dan 5 Kelurahan, dengan luas 201.537 hektar.
Geopark bertujuan untuk pembangunan kawasan berkelanjutan, dengan perubahan paradigma ekstraksi ke konservasi melalui tiga pilar,yaitu; Perlindungan, Pendidikan dan Penelitian serta pembangunan ekonomi masyarakat.
Pengembangan geopark ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat. Geopark adalah area dengan batas tertentu, berupa area publik, dengan cakupan dan sekup geoheritage yang penting, berupa area alami dengan kepentingan geologis.
Sementara jika mengacu pada Perpres Nomor 9 Tahun 2019, bahwa geopark atau taman bumi adalah sebuah wilayah geografis tunggal atau gabungan yang memiliki situs warisan geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan Geologi, Keragaman Geologi, Keanekaragaman Hayati, dan Keragaman Budaya.
Geopark Bayah Dome yang didalamnya meliputi Geosite Bayah, Cilograng, Cibeber, Panggarangan, Cigemblong, Cihara, Sajira dan Curugbitung, adalah hamparan taman bumi atau hamparan taman alam.
Kabupaten Lebak memiliki berbagai destinasi wisata yang masih alami dan belum banyak tersentuh oleh perkembangan modernisasi. Destinasi-destinasi ini meliputi pantai-pantai yang indah seperti: Pantai Sawarna, wisata air terjun seperti Curug Munding dan Curug Ciporolak, serta kawasan pegunungan seperti Gunung Luhur yang terkenal dengan fenomena "Negeri di Atas Awan".
Selain itu, Kabupaten Lebak juga memiliki potensi wisata budaya dan sejarah, seperti situs purbakala Kosala di kawasan Kecamatan Lebak Gedong, dan situs purbakala Lebak Cibedug di Kecamatan Cibeber.
Situs Lebak Sibedug adalah situs prasejarah peninggalan kebudayaan di zaman megalitikum terletak di Kampung Cibedug, Desa Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten. Bangunan utama yang ditemukan di sini adalah punden berundak berukuran besar, tersusun dari dinding bebatuan andesit dan lempung yan.
Dalam laman BPCB Banten disebutkan, bahwa Situs Kosala berada di sekitar Pegunungan Kendeng, di Kampung Lebak Sangka, Desa Lebak Gedong, Kecamatan Lebak Gedong. Situs Kosala sebelah utara berbatasan dengan kebun dan persawahan penduduk; sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Cibaduy; sebelah timur berbatasan dengan area persawahan; sebelah barat berbatasan dengan Sungai Cipamali. Situs Kosala diperkirakan memiliki luas sekitar 4 Ha. Situs Kosala saat ini sudah terdaftar dalam Surat Edaran Bupati Lebak No.430/771/III/2016.
Situs Kosala atau Lebak Kosala memiliki ikatan dengan masyarakat Baduy. Penelitian permukaan yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten tahun 2001 mengungkap situs Lebak Kosala adalah sebuah situs dari tradisi megalitik yaitu, punden berundak dengan lima undakan, berorientasi timur - barat dengan arah utama menghadap puncak Gunung Kosala.
Tidak jauh dari situs terdapat kolam tempat mereka menyucikan diri sebelum melakukan aktivitas ritual. Hal yang menarik untuk diamati adalah adanya jalan setapak yang terbuat dari batu pipih bahkan ada yang dibuat membentuk tangga, menghubungkan antara satu undakan ke undakan berikutnya.
Selain itu, budaya suku Baduy yang masih memegang teguh adat istiadat mereka. Potensi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam sekaligus mempelajari kebudayaan lokal.
Salah satu langkah strategis yang sedang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lebak adalah pengembangan Geopark Bayah Dome. Geopark ini terletak di kawasan Bayah yang memiliki keunikan geologi berupa formasi batuan kubah. Pengembangan geopark bertujuan untuk melestarikan warisan geologi, meningkatkan edukasi masyarakat mengenai pentingnya geologi, dan mengembangkan pariwisata berkelanjutan.
Geopark Bayah Dome tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga nilai edukasi yang tinggi. Dengan adanya geopark ini, diharapkan wisatawan tidak hanya menikmati panorama alam, tetapi juga belajar mengenai sejarah geologi kawasan tersebut. Pengembangan ini juga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat setempat dalam menjaga dan mengelola lingkungan.
Untuk mengoptimalkan potensi pariwisata dan meningkatkan Pendapaan Asli Daerah (PAD) serta kesejahteraan masyarakat, beberapa strategi pengelolaan yang harus dilakukan pemerintah Kabupaten Lebak adalah peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata. Selain itu, fasilitas umum seperti tempat parkir, toilet, dan pusat informasi wisata.
Pemerintah Kabupaten Lebak aktif dalam melakukan promosi dan pemasaran destinasi wisata yang bekerjasama dengan insan pers, melalui media sosial, website resmi pariwisata, serta partisipasi dalam pameran pariwisata nasional.
Selain wisata alam dan budaya, Kabupaten Lebak mengembangkan wisata minat khusus seperti wisata petualangan, wisata religi, dan wisata edukasi. Event-event tahunan seperti festival budaya seba baduy, seren tahun masyarakat kaolotan Cisungsang, Cibeber dan seren tahun kaolotan guradog.
Proses pengajuan pengembangan kawasan itu sudah dilakukan sejak tahun 2018 lalu oleh Pemerintah Kabupaten Lebak. Delineasi kawasan Geopark Bayah Dome yang mencakup 15 kecamatan meliputi 179 desa dan 5 kelurahan dengan luas 201.537 hektar yang telah mempertimbangkan aksesibilitas dan visibilitas serta keberadaan potensi warisan geologi, keragaman geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya.
Pengembangan Geopark ini diperkirakan akan dapat berkontribusi untuk mencapai SDG’s dengan memfasilitasi geowisata berkelanjutan. Kegiatan ekonomi yang didorong oleh masyarakat lokal di kawasan Geopark ini juga tidak hanya menghasilkan pekerjaan dan pendapatan, tetapi juga meningkatkan kesadaran publik akan pengelolaan berkelanjutan dari warisan Bumi.
Dalam masterplan pengembangan Geopark Bayah Dome 2020-2030, akan direalisasikan pengembangan melalui program; peningkatan konservasi keragaman geologi, kenakeragaman hayati dan keragaman budaya. Visinya;” Geopark Bayah Dome Menjadi Destinasi Wisata Insklisif yang Mendunia”.
Oleh: Dimas Permana
Editor : U Suryana
Artikel Terkait