LEBAK, iNewsLebak.id - Dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda 1928, kesatuan mahasiswa yang tergabung dalam Malingping+ (Plus) melakukan aksi refleksi, bertempat di Alun-alun Malingping, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Rabu (30/10/2024).
Aksi refleksi yang dilakukan Malingping+ (Plus) tersebut dengan mengangkat lokus "Kilas Balik Mahasiswa Sebagai Agent Pembaharu".
Diketahui, Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang tergabung dalam kesatuan aksi tersebut diantaranya adalah: Ikatan Mahasiswa Cilangkahan (IMC), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cilangkahan yang merupakan gabungan massa PMII dari beberapa kampus yakni: PMII STAINH, PMII UNMA dan PMII UT.
Kemudian, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Cilangkahan, serta Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (HIMIP) UNMA Banten-Malingping, juga terlihat antusiasme mahasiswa dalam refleksi tersebut dengan mengibarkan bendera/simbol sebagai identitas masing-masing Ormawa.
Ketua Umum Coordinator Center IMC, Hendrik Arrizqy selaku motor daripada gerakan, menyampaikan bahwa sejatinya mahasiswa merupakan agent pembaharu pada tiap-tiap tatanan nilai serta kehadiran mahasiswa ditengah-tengah masyarakat merupakan sebuah keharusan.
Hal ini guna menyalurkan peran pada arus konflik sosial agar dapat teratasi sesuai urgensi pada masalah-masalah yang dihadapi.
"Menyerap dan mendalami informasi serta munculnya asas pembelaan pada skala lintas sosial kemasyarakatan, merupakan alat yang vital. Artikulasi itu pada dasarnya, merupakan sumber kekuatan mahasiswa sebagai agent pembaharu," tuturnya.
Hendrik melanjutkan, dalam momentum refleksi sumpah pemuda ini, kita perlu menjiwai nuansa khasanah perjuangan republik bagaimana para pelopor bangsa, pemuda maupun mahasiswa menyerahkan diri baik raga maupun pikiran sebagai wujud pembelaan terhadap tanah air dari cengkraman kolonialisme.
Tentunya kesemua itu, menjadikan cermin agar mahasiswa zelenial saat ini bisa menghadirkan karya nyata yang tak kalah keren seperti halnya digoreskan para pendahulu.
"Kilas balik gerakan mahasiswa, menjadi sebuah simbol hiasan serta literatur bahwa mahasiswa itu keren dalam menghadirkan karya nyata. Mahasiswa zelenial saat ini harus tampil lebih ngotot serta memiliki mental beringas agar mampu menghadirkan karya, dan siap sedia dalam menghadapi konflik sosial daerah maupun nasional," ujar Hendrik.
Mengenai aspek kedaerahan, Hendrik menyampaikan Mahasiswa Malingping harus menjadi agent pembawa nilai dalam rangka mempromosikan nilai-nilai kedaerahan serta menjaga asa dalam menggapai Daerah Otonomi Baru (D.O.B) Cilangkahan.
Hal tersebut tentunya tertera pada pundak mahasiswa, melalui interpretasi dan rasa kecintaan terhadap daerah. Seperti halnya asas kejuangan yang dimiliki Ikatan Mahasiswa Cilangkahan (IMC).
"Malingping+ (Plus) ini harus menjadi agent pembawa nilai, melalui interpretasi dan rasa kecintaan terhadap daerah. Juga asa untuk menggapai Daerah Otonomi Baru," ucap Hendrik.
Terpantau, isian aksi refleksi tersebut mahasiswa-mahasiswi berekpresi melalui Orasi Ilmiah, Musikalisasi Puisi, Puisi Ilmiah, Monolog dan Seni Budaya Pencak Silat serta Debus sebagai ciri Malingping menjunjung tinggi kearifan lokal.
Turut memeriahkan pementasan kelompok Seni Budaya Tjimande Tari Kolot Karuhun Banten Indonesia (TTKKBI) Banten Selatan dibawah komando Hedi Sofyan, Ketua Dewan Pengurus Wilayah II TTKKBI Lebak II (Banten Selatan).
Editor : U Suryana
Artikel Terkait