LEBAK, iNewsLebak.id – Sekolah Rakyat Terpadu 36 Kabupaten Lebak, Banten, mulai menerapkan kurikulum matrikulasi atau masa persiapan belajar setelah menyelesaikan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama dua pekan.
Kepala Sekolah Rakyat Terpadu 36, Tuti Sugiarti, mengatakan bahwa penerapan kurikulum matrikulasi akan berlangsung selama tiga bulan ke depan. Tujuannya, untuk memetakan kemampuan dasar siswa sebelum memasuki kurikulum nasional.
Para siswa yang menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Terpadu 36 terdiri atas 25 siswa jenjang SD dan 25 siswa jenjang SMP. Sekolah ini menerapkan tiga kurikulum sekaligus, yaitu kurikulum matrikulasi, kurikulum nasional, dan kurikulum berasrama (boarding school), menjadikannya berbeda dari sekolah umum pada umumnya.
“Saya kira Sekolah Rakyat Terpadu itu tidak dilakukan seleksi, sehingga kurikulum matrikulasi sangat penting agar siswa memiliki kepercayaan diri, mentalitas yang kuat, akademik, sosial, dan karakter,” ujar Tuti di Lebak, Senin (10/10).
Tuti menjelaskan, kurikulum matrikulasi berfungsi sebagai sarana diagnosis awal kemampuan siswa. Mulai dari kemampuan membaca, berhitung, menggunakan komputer, memahami bahasa Inggris, hingga matematika. Karena setiap siswa memiliki kemampuan berbeda, masa persiapan ini diharapkan dapat mempermudah proses pembelajaran ke tahap selanjutnya.
“Kita menerapkan kurikulum matrikulasi agar siswa siap untuk mengikuti pembelajaran,” katanya.
Sekolah Rakyat Terpadu 36 berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah daerah dengan sistem sekolah berasrama.
Saat ini, sekolah tersebut memiliki 12 tenaga pendidik yang seluruhnya telah memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG), serta 10 wali asuh yang masing-masing membimbing 10 siswa di asrama.
“Tugas wali asuh nantinya bisa memecahkan persoalan mata pelajaran bersama siswa untuk perbaikan nilai maupun pembentukan karakter,” ujar Tuti.
Ia menambahkan, pihaknya memastikan lingkungan sekolah bebas dari bullying, intoleransi, dan pelecehan (harassment). Seluruh guru, kepala sekolah, dan tenaga pendidik telah mendapatkan pembekalan untuk menciptakan suasana belajar yang aman dan kondusif.
Siswa yang bersekolah di Sekolah Rakyat Terpadu 36 berasal dari keluarga dengan kriteria Desil 1 dan 2, sesuai dengan Data Sosial Ekonomi Nasional (DSEN).
“Kami minta siswa belajar terfokus dan terkonsentrasi untuk memiliki ilmu untuk bekal masa depan mereka,” katanya.
Salah satu siswa SMP Sekolah Rakyat Terpadu 36, Muhammad Dahlan, mengaku senang tinggal di asrama karena merasa nyaman belajar bersama teman-temannya.
“Kami senang bisa sekolah di sini, karena belajar nyaman dan aman, juga mendapatkan tiga kali makan dalam sehari dan dua kali makanan ringan,” ujarnya.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait