“Kita meyakini pendapatan sebesar itu dipastikan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan bisa menghapus kemiskinan,” ujarnya.
Para pelaku UMKM ini tersebar di sejumlah kecamatan seperti Rangkasbitung, Maja, Cimarga, Cileles, Banjarsari, dan Leuwidamar, wilayah yang memang berdekatan dengan perkebunan kelapa sawit milik PTPN III Cisalak Baru dan perkebunan rakyat.
Produk krey dan sapu lidi tersebut dijual melalui pengepul dengan harga krey sekitar Rp30 ribu per lembar dan sapu lidi Rp1.000 per satuan. “Semua produksi kerajinan masyarakat itu dijual ke luar daerah,” tambahnya.
Salah satu perajin, Mulyadi (55) bersama istrinya, Sa’adah (50), warga Kampung Cihiyang, Desa Rangkasbitung Timur, mengaku telah menekuni usaha kerajinan krey selama 15 tahun. Berkat usaha tersebut, kehidupan ekonomi keluarga mereka kini jauh lebih baik dibandingkan saat Mulyadi masih bekerja sebagai buruh bangunan.
“Pendapatan kami rata-rata Rp3 juta per bulan dari usaha kerajinan krey yang dijual ke pengepul Rp30 ribu per lembar. Sehari bisa memproduksi tiga sampai empat lembar,” ujar Mulyadi.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait