Bagaimana Bumi Berubah Ketika Oksigen Perlahan Habis? Ini Penjelasannya

Sabda Maulana
Ilustrasi bumi. Sumber: istimewa

LEBAK, iNewsLebak.id – Sederhananya, jika Bumi kehilangan oksigen, kehidupan akan berakhir. Penelitian yang diterbitkan di Nature Geoscience pada 2021 berjudul The Future Lifespan of Earth’s Oxygenated Atmosphere memperkirakan bahwa sekitar satu miliar tahun dari sekarang, atmosfer Bumi tidak lagi mengandung oksigen yang cukup untuk menopang kehidupan. 

Pada tahap itu, Bumi berubah menjadi planet tandus dan hanya organisme sederhana seperti bakteri yang masih bisa bertahan.

Proses ini bukan sesuatu yang terjadi tiba-tiba. Sama seperti planet dan bintang lain, Bumi mengalami perubahan alami yang berlangsung sangat lama. Oksigen di atmosfer bukan sumber yang bisa bertahan selamanya. Ketika masanya habis, semua keanekaragaman hayati akan punah, termasuk manusia.

Lalu seperti apa perjalanan Bumi menuju kondisi tanpa oksigen?

Panas Matahari akan Terus Meningkat

Matahari memiliki persediaan hidrogen yang suatu hari akan habis. Dalam proses hidupnya, Matahari perlahan menjadi lebih terang dan lebih panas. Sejak terbentuk 4,5 miliar tahun lalu, tingkat kecerahan Matahari meningkat sekitar 30 persen, dan dalam satu miliar tahun ke depan diperkirakan bertambah sekitar 10 persen lagi.

Peningkatan panas ini akan menggeser zona layak huni. Bumi yang awalnya berada pada jarak yang ideal bisa mengalami nasib serupa Venus yang kini menjadi planet tandus akibat panas ekstrem. Hidup tidak akan mampu bertahan jauh sebelum Matahari memasuki fase bintang merah raksasa.

Karbon Dioksida akan Hilang dari Atmosfer dan Mengganggu Fotosintesis

Sebelum tumbuhan punah, perubahan terjadi pada batuan Bumi. Saat suhu meningkat akibat sinar Matahari, siklus karbon menjadi tidak seimbang. Batuan akan menyerap lebih banyak karbon dioksida daripada yang dilepas kembali ke atmosfer.

Karbon dioksida yang terlalu sedikit membuat tumbuhan tidak bisa melakukan fotosintesis. Tanpa fotosintesis, oksigen tidak dapat diproduksi. Ini memicu penurunan kadar oksigen secara perlahan dan memengaruhi seluruh ekosistem.

Tumbuhan dan Hutan akan Punah Lebih Dulu

Tumbuhan sangat bergantung pada cahaya Matahari untuk bertahan hidup. Ketika Bumi menerima panas berlebih, tumbuhan perlahan mati dan berubah menjadi gurun. Kekurangan karbon dioksida mempercepat proses ini.

Spesies yang lebih efisien dalam fotosintesis mungkin bertahan sedikit lebih lama, tetapi pada akhirnya semua vegetasi darat akan punah. Hanya bakteri dan alga tertentu yang mampu berfotosintesis pada kondisi ekstrem.

Lautan Menguap dan Oksigen Hilang Sepenuhnya

Sebagian besar oksigen Bumi berasal dari lautan, yaitu sekitar 50 hingga 80 persen. Namun meningkatnya panas Matahari akan menyebabkan air laut menguap secara bertahap. Atmosfer menjadi lembab dan dipenuhi uap air.

Ketika penguapan berlangsung terus-menerus, lautan mengering. Kondisi atmosfer yang lembap memicu efek rumah kaca ekstrem yang dikenal sebagai moist greenhouse, seperti dijelaskan dalam penelitian Geophysical Research Letters (2013). 

Jika ini terjadi, Bumi berpotensi mengalami nasib yang mirip dengan Venus. Tanpa lautan, tumbuhan, dan karbon dioksida, produksi oksigen terhenti sepenuhnya. Hewan-hewan yang tersisa akan mengalami kepunahan massal.

Editor : Imam Rachmawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network