Palawija Jadi Andalan di Lebak, Produksi Tembus 8.102 Ton hingga Oktober 2025

Nadya Bella Arthamevira
Produksi komoditas pertanian palawija di Kabupaten Lebak, Banten, mencapai 8.102 (Foto: Antara)

LEBAK, iNewsLebak.id – Tanaman komoditas pertanian palawija di Kabupaten Lebak, Banten, produksinya mencapai 8.102 ton dengan panen 1.402 hektare pada periode Januari hingga Oktober 2025. Hal ini membuat permintaan pasar ikut mengalami kenaikan, sehingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak meminta petani untuk terus memfokuskan usaha palawija sekaligus memperluas area tanam. 

Ribuan ton hasil produksi palawija tersebut mencakup berbagai komoditas, seperti jagung 2.391 ton, ubi kayu 4.188 ton, kacang tanah 495 ton, kacang hijau 4 ton, dan ubi jalar 1.024 ton. Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, berkata dengan melimpahnya produksi pertanian palawija, ekonomi masyarakat setempat turut terbantu. Disebutkan bahwa petani, buruh tani, buruh angkut, pengemudi angkutan, pengepul, pedagang pengecer dan pelaku UMKM dapat merasakan dampaknya. 

“Kami meyakini hasil usaha produksi pertanian palawija dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Deni, Jumat (21/11). 

Sejalan dengan pernyataan tersebut, seorang petani di Blok Cileuweung Rangkasbitung, Edi, mengatakan bahwa ia sedang mempersiapkan palawija jenis jagung siap panen pada Desember mendatang. Edi mengaku sudah menggeluti pertanian jagung sebanyak 2 kali dan mendapatkan keuntungan yang cukup besar, dengan hasil produksi yang ditampung oleh perusahaan ternak unggas dari Tangerang.

“Kami mengembangkan pertanian jagung sudah dua kali dan meraup keuntungan bersih Rp25 juta di lahan satu hektare," ungkapnya.

Sama halnya dengan Edi, petani jagung asal Maja, Wawan, juga sedang melakukan penanaman jagung dengan memanfaatkan lahan yang belum digarap guna pembangunan perumahan milik developer. 

Dengan kurun waktu 100 hingga 110 hari untuk panen, pertanian jagung jadi andalan bagi ekonomi petani Lebak. Melalui produksi jagung, petani bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp22 juta. 

“Produktivitas jagung hibrida rata-rata 7 ton per hektare dengan harga kering Rp6.000 per kilogram. Jika dihitung, hasilnya sekitar Rp42 juta dan keuntungan bersihnya bisa mencapai Rp22 juta per panen. Ini sudah dipotong dengan biaya upah kerja, pupuk, dan benih,” ujarnya. 

Editor : Imam Rachmawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network