get app
inews
Aa Text
Read Next : BREAKING NEWS, Ditemukan Mayat Pria Tanpa Identitas di Lahan Perhutani Bayah

IMP Minta Slogan Pandeglang 'Sejuta Santri Seribu Kyai' Tak Hanya jadi Jargon Semata

Kamis, 18 Juli 2024 | 20:59 WIB
header img
IMP Minta Slogan Pandeglang 'Sejuta Santri Seribu Kyai' Tak Hanya jadi Jargon Semata / foto: istimewa

PANDEGLANG, iNewsLebak.id - Kalangan Intelektual Muda Pesantren (IMP) Kabupaten Pandeglang yang tergabung dalam kelompok kerja Pondok Pesantren (Ponpes) mendatangi Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Pandeglang.

Kedatangan IMP guna melakukan audiensi terkait Sosialisasi dan Implementasi UU Nomor 18 tahun 2019 serta Permenag Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pendidikan Pesantren, Kamis (17/7/2024) di Gedung Kemenag Pandeglang.

Kehadiran rombongan itu disambut langsung Kepala Seksi PD Pontren dan dihadiri pula oleh Kepala Kantor Kemenag Pandeglang.

"Ini merupakan ikhtiar para intelektual muda pesantren dalam mewujudkan pendidikan mutu pondok pesantren di kabupaten pandeglang," ungkap inisiator kelompok kerja, Encep Syihabuddin.

Menurut Encep, populasi Pondok Pesantren terbesar di Banten terletak di Kabupaten Pandeglang yang memiliki selogan 'Sejuta Santri Seribu Ulama', "Ini jangan hanya jadi selogan atau Jargon saja. Bahkan Pandeglang termasuk salah satu kota santri kelima di Indonesia," ujarnya.

Dikatakannya, data yang diperolehnya dari Kantor Kemenag Pandeglang tercatat ada 1.465  Ponpes yang tersebar di wilayah tersebut.

Upaya itu dilakukan agar pihak pemerintah yang notabene leading sektornya dari Kementerian Agama RI membidangi Ponpes tersebut telah diatur dalam aturan tersendiri, 

"Jadi pemerintah melalui Kemenag harus berperan nyata sebagai pamong/abdi masyarakat, bagaimana melakukan terobosan baru untuk meningkatkan pelayanan pendidikan. Mendorong ponpes agar lebih progresif dan proaktif. Bukan hanya top down perintah dari pusat terus," katanya.

Selain itu, Encep pun mengharapkan Ponpes di Pandeglang yang masih mempertahankan pola-pola pendidikan tradisional dengan kurikulum kitab klasik (kitab kuning) dan sistem pendidikan yang berpusat pada Kyai/ajengan dengan sistem Sorogan agar berusaha menyesuaikan, 

"Dan di sini pihak pemerintah harus memberikan pemahaman kepada lembaga pondok ponpes tradisional agar dapat menyesuaikan diri melakukan digitalisasi atau modernisasi dalam pengelolaan pondok pesantren sesuai UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang ponpes, serta mengamanatkan kepada lembaga pesantren dan santri untuk mempertahankan tanggung jawab dan perannya dalam menyiapkan kader pelanjut estafeta keilmuan khas Ponpes serta berintegrasi kesetaraan mutu pendidikannya," jelasnya.

Sementara Kepala Kemenag Pandeglang, Lukmanul Hakim menyambut baik atas kedatangan rombongan IMP. Pihaknya pun menerima masukan dan menegaskan, untuk mewujudkan tujuan dan telah diprogramkan oleh pemerintahan pusat dalam hal ini Kemenag RI, maka diperlukan kelompok kajian mutu pendidikan dan kemandirian pesantren yang khusus terkonsentrasi menangani kerja-kerja itu, 

"Untuk membantu Kasi PD Pontren kemenag kabupaten pandeglang, perlu penanganan khusus, sebab kondisi Pandeglang yang begitu luas wilayahnya," kata Lukmanul Hakim.

Senada, Kasi PD Pontren Muhaemin selaku Pjs Kasi PD Pontren menambahkan, menang diperlukan khusus untuk hal teknis.

"Ini perlu adanya wadah yang melakukan pembinaan dan pembekalan teknis. Itu tidak terlepas untuk sebuah keharusan dalam meningkatkan kurikulum maupun pemetaan dan pendataan kelembagaan ponpes secara simultan. Saatnya mari kita awali dengan Bismillah, semoga niat baik ini berjalan sesuai keinginan dan ridho Allah subana huwata'ala," tegasnya menyambut baik.

Editor : U Suryana

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut