Krisis Ranjang Pasien RS di Lebak: Hanya 750 Ranjang untuk 1,5 Juta Orang
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/07/d7abd_rs-lebak.jpg)
LEBAK, iNewsLebak.id - Kabupaten Lebak menghadapi krisis serius dalam pelayanan serius akibat kekurangan ranjang atau tempat tidur pasien.
Dengan jumlah penduduk mencapai 1,5 juta jiwa, Lebak hanya memiliki empat rumah sakit dengan total sekitar 750 kasur pasien. Idealnya, dengan rasio satu kasur pasien untuk setiap 1.000 penduduk, Lebak seharusnya memiliki 1.500 kasur.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Budhi Mulyanto, menyatakan bahwa Lebak kekurangan hampir separuh dari jumlah tumpukan pasien yang dibutuhkan.
“Rasio kamar tidur dengan jumlah penduduk di Kabupaten Lebak masih jauh dari ideal. Kami masih membutuhkan lebih banyak tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya kepada wartawan, Kamis, (6/2/2025).
Empat rumah sakit yang ada di Lebak, yaitu RSUD dr. Adjidarmo dengan 320 tempat tidur pasien, Rumah Sakit Misi dengan 150 tempat tidur pasien, dan dua rumah sakit lainnya adalah RS Kartini dan RSUD Malingping yang tidak mampu menampung pasien.
Pemerintah Kabupaten Lebak berencana untuk mengatasi masalah ini dengan fokus pada penguatan pelayanan kesehatan primer.
Program utama di tahun 2025 adalah Integrasi Layanan Primer (ILP), yang fokus pada langkah-langkah pencegahan melalui fasilitas seperti Puskesmas dan klinik kesehatan.
Tujuannya adalah untuk mencegah pasien datang ke rumah sakit dengan menangani penyakit ringan hingga sedang di tingkat pertama.
“Program utama kami di tahun 2025 adalah Integrasi Layanan Primer (ILP), yang berfokus pada langkah-langkah preventif. Kami berharap angka kesakitan dapat ditekan sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke rumah sakit,” jelasnya.
Anggota Komisi III DPRD Lebak, Bupati Abdul Aris, menekankan pentingnya alokasi anggaran yang tepat untuk mendukung sektor kesehatan yang lebih baik.
Ia juga berharap Dinas Kesehatan Lebak dapat lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Masyarakat harus mendapatkan pelayanan yang terbaik, terutama dalam hal kesehatan. Dinkes harus bisa mengelola anggaran dengan bijaksana agar pelayanan lebih optimal,” katanya.
Editor : Imam Rachmawan