get app
inews
Aa Text
Read Next : Pakai Motor Terbaik di MotoGP 2025, Marc Marquez: Saya Bahagia dan Bersemangat

5 Kepala Dinas Terkaya di Banten Diminta Terbuka Soal Sumber Kekayaan

Senin, 17 Februari 2025 | 13:00 WIB
header img
Direktur Visi Nusantara Subandi Musbah. (Foto: Istimewa)

LEBAK, iNewsLebak.id - Lima Kepala Dinas di Pemerintahan Banten memiliki jumlah harta yang fantastis, oleh karena itu mereka diminta untuk menyampaikan sumber dari kekayaan nya. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk transparansi selaku pejabat.

Direktur lembaga Visi Nusantara Subandi Musbah, mengatakan tanggung jawab ini merupakan bentuk komitmen pejabat kepada masyarakat Provinsi Banten, supaya bekerja secara profesional dan transparan. 

“Memiliki harta fantastis hal yang lumrah. Namun, akan menjadi sorotan apabila dia seorang pejabat publik. Terlebih bila jika ada catatan,” kata Subandi kepada wartawan, pada Sabtu, (15/02/2025).

Diketahui, berdasarkan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) yang dirilis oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam laporan yang disampaikan pada 29 Februari 2024 untuk tahun 2023.

Ati Pramudji Hastuti, Kepala Dinas Kesehatan, melaporkan harta kekayaan sebesar Rp 24 miliar tanpa utang. Asetnya terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 19 miliar, harta bergerak senilai Rp 1,2 miliar, dan kas sebesar Rp 1,4 miliar.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Arlan Marzan, memiliki kekayaan bersih sebesar Rp 12 miliar setelah dikurangi utang sebesar Rp 147 juta. Kekayaannya terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 10 miliar, serta aset bergerak dan surat berharga.

Rina Dewiyanti, selaku Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, tercatat memiliki total kekayaan Rp 8,7 miliar tanpa utang. Kekayaannya terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 8,4 miliar, serta aset bergerak dan kas. 

Deden Apriandhi Hartawan, Sekretaris DPRD Provinsi Banten, tercatat memiliki harta senilai Rp 7,7 miliar, yang mencakup tanah dan bangunan senilai Rp 3 miliar serta alat transportasi senilai Rp 3,4 miliar.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Septo Kalnadi, memiliki total kekayaan Rp 5 miliar setelah dikurangi utang. Kekayaannya meliputi tanah dan bangunan senilai Rp 3,8 miliar serta alat transportasi.

Salah satu kepala dinas dengan kekayaan fantastis yang mendapat sorotan dari Subandi adalah Kepala Dinas Kesehatan Banten, Ati Pramudji Hastuti.

Sorotan ini muncul seiring beredarnya pemberitaan di media massa mengenai dugaan pungutan liar di Dinas Kesehatan Banten. Namun, hingga kini belum ada pernyataan atau klarifikasi resmi dari pihak terkait kepada media.

“Semestinya Dinas Kesehatan Banten merespon pemberitaan tersebut secepat mungkin jika memang hal itu tidak terjadi, tapi nyatanya dibiarkan saja” kata Subandi.

Hingga saat ini belum ada keterangan maupun klarifikasi dari pihak Dinkes Banten, meskipun yang memuat pemberitaan tersebut tidak hanya satu media, sehingga menjadi tanda tanya besar. 

“hal ini bisa menjadi preseden buruk bagi publik, terlebih jika dikorelasikan dengan kekayaan kepala dinasnya” kata Subandi.

Karena itu, Subandi mendesak agar tidak hanya Dinas Kesehatan Banten, tetapi juga Badan Kepegawaian Daerah bersikap transparan.

Ini penting agar publik mengetahui perkembangan penanganan dugaan pungli tersebut, termasuk siapa pelaku dan sanksi yang telah diberikan.

Ia juga menjelaskan, bahwa Saat ini, publik hanya disodorkan informasi bahwa sepanjang tahun 2024 ada 10 Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten yang diberhentikan. 

Tujuh karena pelanggaran berat, dan satu diberhentikan dengan hormat, dan dua dipecat karena tindak pidana, tapi tidak dirinci kasus per kasusnya, terutama untuk mereka yang dipecat. Sehingga hal ini juga menandakan bahwa BKD tidak transparan. 

 

Editor : Imam Rachmawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut