Bayi di Wanasalam Meninggal Usai Lahir Dibantu Paraji, Keluarga: Sudah Panggil Bidan Tapi Tak Datang

LEBAK, iNewsLebak.id – Nasib pilu dialami pasangan A dan M warga Desa Parungsari, Kecamatan Wanasalam, Lebak, Banten. Pasalnya, bayi yang baru saja lahir meninggal dunia usai dibantu seorang paraji atau dukun beranak.
Perwakilan keluarga, Repi Rizali menuturkan awalnya Saudari M yang sedang hamil 7 bulan mengeluhkan adanya sesuatu yang menonjol di area kemaluannya. Setelah diperiksa oleh suami, Ia melihat adanya sesuatu yang tidak biasa di kemaluan istrinya.
“Merasa panik, A kemudian meminta ibunya untuk melihat kondisi istrinya. Sang ibu pun ikut panik dan segera meminta dia mencari bantuan ke puskesmas yang berjarak sekitar 2-3 menit dari rumah pasien,” tutur Repi, Jumat (7/3/2025) malam.
Sekitar Pukul 11.00 - 11.30 WIB A berangkat ke puskesmas sebelum waktu salat Jumat. Sesampainya disana, Ia menemui temannya dan meminta tolong agar disampaikan kepada bidan yang bertugas mengenai kondisi istrinya.
“Mereka kemudian mendatangi petugas puskesmas yang sedang berada di dekat resepsionis. Dalam keadaan panik dan bingung, suami pasien memohon agar bidan segera memeriksa istrinya yang sedang dalam kondisi darurat,” lajut Repi.
Namun, bidan yang bertugas menolak dengan alasan mengikuti peraturan, dan menyarankan agar pasien dibawa langsung ke puskesmas menggunakan ambulans.
“Ada juga yang merekomendasikan agar suami pasien menjemput bidan di Bunut Girang, Desa Parungpanjang, yang berjarak sekitar 10-15 menit dari rumah pasien,” terang Repi.
A kemudian meninggalkan puskesmas dengan mengatakan bahwa Ia akan mengabari kembali jika membutuhkan ambulans.
Setibanya di rumah, Ia meminta orang tuanya untuk menjemput bidan di daerah Bunut Girang. Namun, upaya tersebut tidak berhasil karena berbagai alasan, termasuk permintaan untuk melakukan USG terlebih dahulu sebelum tindakan lebih lanjut.
Merasa tidak mendapatkan bantuan, keluarga pasien akhirnya memutuskan untuk mencari dukun anak (paraji) sebagai alternatif. Sekitar Pukul 12.00 - 12.30 WIB Setelah bayi dilahirkan, kondisi bayi tersebut sudah tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
Selang beberapa waktu, sekitar pukul 12.00 - 12.30 WIB, dua orang bidan dari puskesmas Parungsari datang ke rumah pasien. Dalam perbincangan yang terjadi, bidan menawarkan suntikan kepada pasien namun ditolak oleh keluarga.
Keluarga merasa bahwa pihak puskesmas tidak responsif sejak awal dalam menangani keluhan pasien. Bidan beralasan bahwa suami pasien tidak menjelaskan sejak awal bahwa kasus yang terjadi adalah persalinan.
“Jika informasi tersebut diketahui sejak awal, bidan mengklaim bahwa mereka akan menangani lebih cepat. Selain itu, bidan juga menyebutkan bahwa kondisi puskesmas saat itu sedang ramai, menjadi salah satu faktor keterlambatan dalam memberikan penanganan,” pungkas Repi.
Menanggapi hal ini, Kepala Puskesmas Parungsari Hendi Sukmaraharja menjelaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan penelusuran. “Terima kasih informasinya, segera saya tindak lanjuti laporannya,” katanya lewat pesan singkat WhatsApp.
Hendi juga mengatakan akan melakukan klarifikasi kepada jajarannya dan membuat kronologi resmi atas kasus kematian bayi tersebut, “Kronologis sedang dibuat, nanti disampaikan,” tukasnya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Lebak, dr Budhi Mulyanto menyayangkan atas terjadinya peristiwa tersebut, namun Ia menegaskan akan segera melakukan Audit Maternal Neonatal untuk menelusuri penyebab kematian bayi.
Editor : Lazarus Sandy