Dari Dagang hingga Dakwah, Begini Kisah Awal Islam di Lebak

1. Jalur Lebak Pasar
Para ulama dan pedagang dari Banten, terutama keturunan Sultan Banten dari garis Tanara, datang langsung ke wilayah yang kini dikenal sebagai Rangkasbitung. Pertemuan antara pedagang Muslim dan masyarakat lokal di sebuah pasar yang dinamakan Lebak Pasar membuat ajaran Islam semakin dikenal. Interaksi sehari-hari di pasar ini perlahan membentuk komunitas Muslim di daerah tersebut.
2. Jalur Sajira
Sajira punya peran penting dalam strategi Kesultanan Banten. Pada 1579, utusan Sultan Hasanudin menyusuri Sungai Ciberang dan singgah di Susukan. Di sana, Sultan mendirikan pusat pertahanan sekaligus pusat dakwah. Masjid Susukan pun dipercaya sebagai masjid tertua di Kabupaten Lebak, meski bangunan aslinya sudah banyak berubah. Dari Sajira inilah, Islam menyebar ke berbagai pelosok Banten Selatan hingga ke Bayah, bahkan kembali bertemu dengan komunitas Muslim dari Tanara di Rangkasbitung.
Masjid Susukan: Saksi Bisu Sejarah
Hingga kini, Masjid Susukan masih berdiri meski wujudnya sudah banyak mengalami renovasi. Satu-satunya yang diyakini asli hanyalah tempat wudhunya. Lokasi masjid ini cukup tersembunyi, tanpa penunjuk jalan yang jelas.
Namun, bagi masyarakat setempat, Sungai Ciberang yang berada tak jauh dari sana tetap menjadi nadi kehidupan, baik sebagai jalur transportasi maupun sumber air.
Warisan yang Terus Hidup
Jejak islamisasi di Lebak bukan hanya tentang catatan sejarah, tetapi juga tentang warisan budaya dan spiritual yang terus hidup hingga kini. Dari pasar tradisional hingga masjid tua di tepian sungai, setiap sudutnya menyimpan cerita tentang bagaimana Islam tumbuh bersama masyarakat Lebak, membentuk identitas yang masih terasa kuat sampai sekarang.
Editor : Imam Rachmawan