Rudianto Manurung: Dari Tanah Melayu Menuju Panggung Dunia

Kalimat itu terdengar ekstrem, tapi bukan kiasan. Ia sering memakai uang pribadi untuk transportasi atlet, membayar penginapan, bahkan membelikan perlengkapan latihan.
Membangun dari Akar
Ketika pertama kali menjabat Ketua PSTI Riau pada 2021, organisasi itu dalam kondisi nyaris mati suri. Kepengurusan lama vakum, turnamen sepi, dan atlet kehilangan arah. Tapi Rudianto, seorang pengacara yang menekuni olahraga dari hati, memilih mulai dari bawah.
Ia berkeliling ke kabupaten satu per satu, Rokan Hulu, Bengkalis, Indragiri Hilir, membangkitkan kembali semangat pelatih dan pemain. Ia tahu betul, sepak takraw bukan sekedar olahraga, tapi bagian dari identitas Melayu yang mesti dijaga. "Kalau bukan kita yang merawat, siapa lagi?" ujarnya.
Di masa kepemimpinannya, Rudianto memprioritaskan pembinaan berjenjang. Ia memperbanyak kompetisi lokal, membuka pelatihan usia dini, menggandeng KONI dan Dispora untuk memperkuat infrastruktur. Langkah-langkah kecil itu membuahkan hasil besar.
Dua tahun kemudian, Riau menjadi salah satu daerah penyumbang atlet terbanyak bagi tim nasional sepak takraw Indonesia. Dari tanah Melayu ini lahir nama-nama seperti Muhammad Hafiz dan Wan Annisa, yang menyumbangkan medali emas, perak, dan perunggu di SEA Games 2023 di Kamboja.
Editor : U Suryana