BREAKING NEWS: Jalur Kereta Rangkasbitung–Pandeglang Mulai Konstruksi Tahun 2027
LEBAK, iNewsLebak.id – Kabar baik datang bagi masyarakat Banten, khususnya pengguna transportasi kereta api di lintas Rangkasbitung–Pandeglang. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memastikan bahwa proyek reaktivasi jalur kereta Rangkasbitung–Pandeglang akan mulai disosialisasikan pada tahun 2026 dan dilanjutkan dengan tahap konstruksi pada 2027.
Rencana tersebut disampaikan usai Gubernur Banten Andra Soni menghadiri Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Rencana Kerja Sama Elektrifikasi Jalur Kereta Api di Jakarta Railway Center, Gambir, Jakarta, pada Senin (20/10).
“Tahun depan kita mulai kajian. Kemudian tahun 2027 sudah bisa konstruksi. Ini penting bagi kita karena akan membuka akses menuju Pandeglang,” ujar Andra Soni dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (21/10).
Pemprov Banten, kata Andra, akan berperan aktif dalam kegiatan sosialisasi serta penertiban jalur untuk mendukung kelancaran reaktivasi proyek strategis tersebut. Ia juga menyambut baik adanya peningkatan sistem persinyalan jalur Tanah Abang–Rangkasbitung yang tengah dilakukan oleh PT KAI.
“Saya berharap perkembangan teknologi juga masuk dan diterapkan di Provinsi Banten,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa elektrifikasi seluruh jalur kereta api menjadi langkah penting dalam transformasi transportasi nasional menuju sistem yang ramah lingkungan.
“Kereta api adalah transportasi publik yang terus berkembang, semakin diminati masyarakat, murah, dan masif,” ucap Dudy.
Ia menjelaskan, tiga jalur utama menjadi prioritas elektrifikasi awal, yakni Padalarang–Cicalengka, Cikarang–Cikampek, dan Tanah Abang–Rangkasbitung. Fokus utama dari proyek tersebut adalah peningkatan sistem persinyalan dan frekuensi perjalanan.
“Elektrifikasi kereta api mendukung Asta Cita ketahanan energi untuk mengurangi ketergantungan pada solar,” tegasnya.
Kerja sama antara PT KAI dan PT PLN, lanjut Dudy, diharapkan dapat berjalan optimal demi meningkatkan pelayanan publik.
“Elektrifikasi PT Kereta Api akan menjadikan aglomerasi Jakarta sebagai metropolitan yang kian maju dan meluas,” ujarnya.
Senada dengan itu, Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin mengungkapkan bahwa elektrifikasi seluruh jalur kereta direncanakan rampung dalam 10 tahun mendatang melalui skema kerja sama bisnis antara PT KAI dan PT PLN, tanpa menggunakan dana APBN.
“Elektrifikasi ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas, kecepatan, kenyamanan, keamanan, dan mendukung penggunaan energi hijau yang bersih,” kata Bobby.
“Berapapun suplainya, selalu terserap oleh masyarakat,” tambahnya.
Dukungan juga datang dari Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, yang menjelaskan bahwa efisiensi konversi energi listrik menjadi energi kinetik pada kereta listrik mencapai 90 persen, jauh lebih hemat dibandingkan bahan bakar minyak.
“BBM sebagian besar masih impor,” jelas Darmawan, sambil menegaskan bahwa elektrifikasi ini turut mempercepat transisi menuju energi bersih di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten Tri Nurtopo menyampaikan bahwa kerja sama antara PT KAI dan PT PLN akan meningkatkan frekuensi perjalanan kereta Rangkasbitung–Tanah Abang, dari yang semula setiap 10 menit menjadi setiap 4–5 menit.
“Persinyalan untuk mempercepat perubahan-perubahan itu. Pengerjaan infrastruktur persinyalan dilakukan pada tahun 2026,” jelasnya.
Adapun untuk jalur Rangkasbitung–Merak, Tri mengungkapkan bahwa Pemprov Banten akan segera melakukan kajian elektrifikasi.
“Di RPJMN itu dibilang double track, tapi tidak termasuk elektrifikasinya. Makanya kita disuruh melakukan kajian sebagai dasar pemerintah pusat untuk melakukan elektrifikasi,” pungkasnya.
Editor : Imam Rachmawan