Masih menurut Tine, yang menjadi tantangan di Provinsi Banten saat ini yaitu kurangnya wirausaha baru di bidang seni kerajinan tangan kriya rajutan. Hal tersebut menjadi perhatian khusus baginya sehingga pihaknya akan terus membina kriya-kriya dari pengrajin untuk meningkatkan wirausaha baru dengan produk-produk unggulan sehingga menjadi ikon Provinsi Banten.
Ditambahkan, respon para pengunjung stand Dekranasda Provinsi Banten terlihat antusias dan kagum terhadap produk-produk dari Banten yang berkualitas.
"Mudah-mudahan hal ini menjadi parameter bagi kita untuk terus membina agar semua pengrajin dapat menghasilkan produk-produk unggulan," pungkasnya.
Di lokasi yang sama, Pendiri Saung Rajut Banten (Saraba) sekaligus Pengurus Dekranasda Provinsi Banten Umi Humairoh mengungkapkan, penjualan produk kerajinan pada stand Dekranasda Provinsi Banten sudah habis terjual di hari pertama. Produk-produk berupa hiasan, baju Tenun Baduy dan sarung bantal Tenun Baduy banyak diminati para pengunjung.
"Alhamdulillah bermacam-macam produk di stand booth kita habis terjual di hari pertama sebanyak 70%. Mudah-mudahan ini menjadi semangat kita dalam mempromosikan dan berkarya untuk menghasilkan produk unggulan Banten, terutama produk yang paling banyak diminati tadi yaitu baju Tenun Baduy, hiasan payung dan sarung bantal Tenun Baduy," ungkapnya.
Editor : U Suryana
Artikel Terkait