LEBAK, iNewsLebak.id - Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telat cair, SDN 1 Parungpanjang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten, memakai tabungan siswa.
Dengan adanya hal tersebut, orang tua siswa tidak terima dan meminta Kepala SDN 1 Parungpanjang di pindahkan, jika tidak, maka anak mereka yang tidak masuk sekolah.
Kepala SDN 1 Parungpanjang, Haryani, mengakui bahwa tabungan siswa-siswi tidak dibagikan pada saat kenaikan kelas karena uangnya terpakai.
"Ya betul, tabungan siswa dan siswi tidak dibagikan pada saat kenaikan kelas karena uangnya terpakai untuk kebutuhan sekolah, karena Dana Bos belum keluar sampai sekarang. Tetapi pada hari Rabu 26 Juni sudah dibagikan kepada semuanya," jelasnya.
Haryani, atas nama pribadinya meminta maaf kepada semua pihak yang merasa telah dirugikan olehnya.
"Saya minta maaf kepada semuanya yang telah dirugikan oleh saya, terutama kepada Bapak Kepala Desa, komite dan masyarakat," tuturnya.
Terakhir, Haryani mengatakan bahwa ia sudah mengusulkan untuk dipindahkan dan mulai besok ia juga tidak masuk sekolah karena sudah cuti.
"Saya sudah mengusulkan pindah tugas namun semuanya butuh proses, namun mulai besok saya tidak masuk sekolah atau tugas di sini, saya sudah minta cuti," pungkasnya.
Sebelumnya, terungkap tabungan telat dibagikan, Siswa-Siswi SDN 1 Parungpanjang mogok sekolah, pada Senin 22 Juli 2024.
Padahal sekolah tidak libur, tetapi Siswa-Siswi SDN 1 Parungpanjang tidak masuk sekolah, hanya guru staff pengajar yang ada di sekolah.
Siswa-Siswa SDN 1 Parungpanjang tidak masuk sekolah bermula tabungannya tidak dibagikan pada waktu acara kenaikan kelas dan tidak ada penjelasan yang bisa mereda kekecewaan wali murid/siswa.
Walau tabungan sudah dibagikan pada Rabu 26 Juni 2024 tepatnya 5 hari setelah kenaikan kelas, para orang tua atau wali murid/siswa tetap kecewa dan mendesak agar Kepala Sekolah tidak ditugaskan lagi di SDN 1 Parungpanjang, atau anak-anak mereka mogok sekolah.
Editor : U Suryana
Artikel Terkait