Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Lebak, Nurman, mengatakan cuaca ekstrem ini tidak hanya berdampak pada keselamatan nelayan, tetapi juga menyebabkan kenaikan harga ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Nurman juga mengatakan, akibat cuaca ekstrem, berakibat penghasilan para nelayan menurun, karena aktivitas penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor cuaca seperti suhu air laut, kecepatan angin, curah hujan, dan kondisi gelombang laut.
"Nelayan tidak bisa melaut saat badai, karena berisiko dan membahayakan keselamatan mereka. Badai dan angin kencang dapat membuat perairan bergelombang dan berbahaya bagi kapal nelayan. Hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan, tenggelamnya kapal, atau bahkan kehilangan nyawa nelayan," ujar Nurman, Jum'at (6/12/2024).
Kata Nurman, Nelayan Muara Binuangeun berencana akan kembali melaut setelah cuaca kembali normal dan kondusif, hal ini demi memastikan aktivitas mereka berjalan dengan aman.
Editor : U Suryana
Artikel Terkait