Keunikan Suku Baduy: Melestarikan Tradisi di Tengah Modernisasi

Edies Aprilia
Suku Baduy. (Foto: Sumber Istimewa)

LEBAK, iNewsLebak.id - Suku Baduy yang terletak dipedalaman Banten, menjadi salah satu komunitas yang menarik perhatian banyak orang karena cara hidup mereka yang sangat sederhana dan penuh makna.

Suku Baduy juga terkenal dengan aturan ketat yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti larangan menggunakan barang-barang modern dan membatasi interaksi dengan dunia luar. 

Mereka percaya bahwa menjaga jarak dari teknologi dan kenyamanan dunia modern adalah cara terbaik untuk mempertahankan keharmonisan dengan alam dan menjaga kebudayaan mereka tetap hidup. Di tengah perubahan zaman, Suku Baduy tetap teguh pada prinsip-prinsip ini, menjadikan mereka simbol dari ketahanan budaya dan hidup yang penuh makna.

Letak Keberadaan Suku Baduy

Dilansir dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Suku Baduy mendiami Desa Kanekes yang merupakan wilayah adat mereka. Secara administratif, Desa Kanekes terletak di Kemantren Cisimeut, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Desa ini berjarak sekitar 160 km dari Jakarta, dan sekitar 78 km dari kota Serang, pusat pemerintahan Provinsi Banten.

Dari pintu masuk Desa Kanekes, pusat Kecamatan Leuwidamar dapat dicapai sejauh 27 km, sementara pusat kota Kabupaten Lebak, Rangkasbitung, berjarak sekitar 50 km.

Desa Kanekes terletak di kawasan Pegunungan Kendeng yang berbukit-bukit. Berdasarkan Perda Kabupaten Lebak Nomor 13 Tahun 1990, luas Desa Kanekes mencapai 5.101,85 hektar, yang mencakup lahan pertanian, permukiman, dan hutan lindung.

Mata Pencarian Suku Baduy

Ditengah modernisasi suku Baduy memiliki dua mata pencarian yaitu, mata pencaharian utama dan mata pencaharian tambahan atau sampingan. Mata pencaharian utama seluruh warga Baduy adalah bertani di lahan kering atau disebut ngahuma. Pekerjaan sampingan di Baduy Tangtu di antaranya menyadap nira dan membuat kerajinan anyaman atau rajutan. 

Pekerjaan tambahan di wilayah Baduy Panamping cukup beragam, seperti memproduksi gula aren, menenun kain khas Baduy, membuat kerajinan anyaman atau rajutan, menjual makanan dan minuman ringan, benang, serta kain batik bermotif Baduy yang didatangkan dari Jakarta dan Majalaya. Selain itu, mereka juga menjual pakaian, madu, dan hasil kerajinan khas Baduy ke daerah lain. Bahkan, saat ini beberapa di antaranya mulai menjalani profesi sebagai pemandu wisata bagi para pengunjung yang datang ke Baduy.

Dalam hal tersebut dengan berkembangnya teknologi di era modernisasi ini, suku Baduy masih sangat kental menggunakan alat-alat sederhana dan kreativitas tangan yang memiliki nilai khas tersendiri. 

Editor : Imam Rachmawan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network