LEBAK, iNewsLebak.id - Mahasiswa asal Lebak, Banten menyampaikan kekecewaannya kepada KPU Lebak atas keputusan KPU Lebak mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di tempat mewah saat effisiensi yang sedang dilakukan oleh pemerintah.
“Kalau kegiatan KPU Lebak menuai kontroversi dan kacau kan sudah biasa, kita sebagai masyarakat sudah tidak kaget, yang kaget itu kalau KPU Lebak bisa membuat kegiatan bagus.” ujar Repi Rizali, mahasiswa S-2 IPB melalui wawancara pada Selasa (25/02/2025).
Dirinya, menyebut jika KPU Lebak terlalu banyak alibi dan tidak memiliki transparansi soal anggaran. Padahal, anggarannya terlalu banyak digunakan untuk hal-hal yang menurutnya tidak sesuai prioritas.
“Contoh, ketika target 75% angka partisipasi pemilih tidak tercapai, yang dilakukan malah membuat alasan dan melakukan pembelaan, dengan mengatakan kami sudah melakukan upaya lewat sosialisasi dan kegiatan lain.”
“Padahal sejak awal sosialisasinya kacau. KPU Lebak mensosialisasikan pemilu dengan konflik dan penghamburaran anggaran,” lanjut Repi.
Dirinya menyayangkan keputusan KPU Lebak untuk melaksanakan FGD di hotel mewah di Kota Serang.
“Di Lebak itu bukan tidak ada tempat yang layak untuk FGD, tapi yang tidak ada adalah tempat untuk cara berpikir Komisioner KPU yang terlalu elitis, selalu ingin mewah dengan dana hibah,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris KPU Lebak, Toni, mengungkapkan alasan KPU melakukan FGD di luar Lebak. Menurutnya, pemilihan hotel di Kota Serang tersebut lebih nyaman dan kondusif.
“Karena hotel di Serang ruangannya memadai untuk kegiatan FGD,” kata Toni, saat dihubungi, Senin (24/2/2025).
Selain sorotan tersebut, pembelian mobil jenis double cabin juga menyita perhatian publik. KPU membeli mobil operasional Toyota Hilux sebanyak 3 unit seharga Rp 1,8 Miliar.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait