Pembagian ketupat ini bukan hanya sebagai ungkapan syukur atas pencapaian menjalani puasa setengah bulan, tetapi juga sebagai simbol kepedulian sosial antarwarga. Dengan berbagi ketupat, warga menunjukkan rasa kebersamaan dan solidaritas yang tinggi dalam komunitas.
Tradisi Qunutan di Lebak juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Warga meyakini bahwa pembuatan dan pembagian ketupat ini melambangkan kebersihan hati serta keikhlasan dalam menjalani ibadah puasa. Selain itu, kegiatan ini menjadi ajang untuk mendoakan agar ibadah puasa yang telah dilaksanakan diterima oleh Allah SWT.
Di tengah kesibukan bulan Ramadhan, tradisi ini juga berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya menjaga hubungan baik antar sesama.
Dengan melestarikan tradisi Qunutan, warga Lebak berharap nilai-nilai kebersamaan dan rasa syukur dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang. Mereka percaya bahwa menjaga tradisi ini tidak hanya membawa berkah bagi diri sendiri, tetapi juga bagi seluruh komunitas.
Melalui kegiatan ini, masyarakat Lebak tidak hanya merayakan bulan suci Ramadhan dengan penuh suka cita, tetapi juga meneguhkan identitas budaya mereka sebagai bagian dari warisan yang harus dijaga dan dilestarikan.
Tradisi Qunutan dengan pembuatan ketupat menjadi simbol kekuatan sosial dan spiritual bagi masyarakat Lebak dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait