"Jangan karena uang yang terpakai itu bukan uang pribadi pihak sekolah tapi uang siswa, maka pihak sekolah bisa abai dan mengulur-ulur waktu untuk mengembalikan uang siswa, ini dzalim namanya," tutupnya.
Sementara itu, Repi Rizali mengatakan bahwa pihak sekolah sebelumnya berdalih bahwa dana telah disetorkan ke pihak travel dan belum bisa dikembalikan. Pihak sekolah juga menolak untuk membawa kasus ini ke ranah hukum yang justru memperkuat kecurigaan akan adanya permainan antara sekolah dan travel agent yang bertanggung jawab.
"Kalau pihak sekolah enggan melanjutkan ini ke jalur hukum dengan berbagai macam dalih, maka patut diduga pihak sekolah dengan travel ini kerjasama, kongkalikong sehingga saling melindungi agar sama-sama tidak terjerat hukum," ucapnya.
Repi menegaskan, bahwa dalam kasus ini jelas ada pihak yang dirugikan dan ada pihak yang diuntungkan. Maka dari itu, pihaknya meminta agar kasus ini ditelusuri secara tuntas.
"Intinya karena dalam hal ini ada korban yang dirugikan berarti ada pelaku yang diuntungkan. Jadi harus ada kejelasan soal siapa yang bertanggungjawab atas batalnya study tour dan hilangnya uang para siswa yang diduga mencapai puluhan sampai ratusan juta rupiah," pungkasnya.
Editor : U Suryana
Artikel Terkait