LEBAK, iNewsLebak.id - Masyarakat adat Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, kembali menyuarakan keresahan yang sudah lama mereka pendam.
Kasus gigitan ular berbisa yang terus meningkat di wilayah pedalaman membuat warga meminta pemerintah segera menyediakan serum anti bisa ular di fasilitas kesehatan terdekat. Aspirasi itu disampaikan langsung oleh Kepala Desa Kanekes, Jaro Oom, pada Rabu (1/10).
Menurutnya, masalah kesehatan di wilayah Baduy bukan hanya soal gigitan ular, tetapi juga penyakit Tuberkulosis (TBC) yang hingga kini masih menghantui sejumlah warga.
“Kami berharap pemerintah serius memperhatikan kebutuhan warga Baduy. Serum anti bisa ular harus tersedia di Puskesmas maupun di kecamatan sekitar, dan penanganan TBC perlu diprioritaskan,” ujar Jaro Oom.
Letak geografis Desa Kanekes yang sulit dijangkau kendaraan membuat akses layanan kesehatan semakin rumit. Saat ini, masyarakat Baduy biasanya dirujuk ke Puskesmas Cisimeut di Desa Bojongmenteng. Meski sudah tersedia fasilitas rawat inap, keterbatasan tenaga medis ahli masih menjadi persoalan utama.
“Kami berharap ada dokter yang siaga di Puskesmas Cisimeut agar masyarakat Baduy tidak lagi terlambat mendapatkan pertolongan,” tambah Oom.
Keresahan warga juga semakin besar karena biaya pengobatan yang dianggap memberatkan. Oom mencontohkan, seorang warga Baduy Dalam yang digigit ular sempat diminta membayar Rp3,5 juta hanya untuk sebuah suntikan. Ironisnya, obat tersebut ternyata bukan serum anti bisa ular.
“Jangan sampai ada pihak yang mengambil keuntungan dari kondisi darurat warga. Orang Baduy tidak banyak mengenal sistem kesehatan modern, jadi harus ada perhatian khusus,” tegasnya.
Dalam pernyataannya, Oom menyebut ada tiga hal pokok yang menjadi aspirasi warga Baduy: ketersediaan serum anti bisa ular di Puskesmas, penanganan serius terhadap penyakit TBC, serta perbaikan akses jalan menuju Desa Kanekes dan desa-desa penyangga.
Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut, masyarakat Baduy berharap hak kesehatan mereka bisa lebih terjamin, sama seperti warga lain di Kabupaten Lebak.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait