LEBAK, iNewsLebak.id - Kain tenun Baduy kini semakin dikenal luas. Tidak hanya diminati wisatawan, kain khas dari Desa Kanekes, Lebak, Banten ini juga mulai mendapat perhatian desainer mode nasional hingga internasional. Meski demikian, proses pembuatannya tetap setia pada cara tradisional, mengandalkan keterampilan tangan perajin tanpa bantuan mesin modern.
Filosofi dalam Setiap Pola
Tenun Baduy memiliki ciri khas corak sederhana dengan garis-garis lurus. Pola ini bukan tanpa makna, melainkan simbol keteguhan dan keteraturan hidup masyarakat Baduy.
Warna juga memiliki makna dalam kain tenun Baduy. Suku Baduy Dalam menggunakan warna putih yang melambangkan kesucian dan pemeliharaan adat mereka. Di sisi lain, Suku Baduy Luar cenderung menggunakan warna hitam dan biru tua, terutama dalam pembuatan pakaian adat kaum perempuan yang menyerupai kebaya.
Pewarna Alami Ramah Lingkungan
Keistimewaan kain tenun Baduy juga terletak pada pewarnaannya. Semua warna dihasilkan dari bahan alami, mulai dari daun tarum yang menghasilkan biru, kulit pohon untuk cokelat, hingga kapur sirih untuk warna putih. Cara ini menjadi bukti bahwa tradisi bisa berjalan beriringan dengan upaya menjaga kelestarian alam.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait