Pasukannya, meskipun bersenjata sederhana dan berasal dari petani serta jawara lokal, berhasil menciptakan kegoyahan bagi pihak Belanda karena metode gerilya yang dipakai serta dukungan rakyat lokal yang besar.
Namun, pada akhirnya tekanan dan strategi devide et impera dari pihak kolonial yang menggunakan tokoh lokal untuk menumpas gerakan tersebut membuat perlawanan Nyimas Gamparan berhasil dipatahkan.
Warisan dan Relevansi Hari Ini
Meskipun perjuangannya sudah lebih dari satu abad lalu, jejak Nyimas Gamparan masih hidup di wilayah Banten. Di Desa Tanjungsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, terdapat petilasan yang menjadi tempat ziarah dan pengingat sejarah.
Kisahnya juga mengundang refleksi soal bagaimana keberanian lokal yang sering kali tidak terekam luas dalam kurikulum resmi yang memiliki peran penting dalam narasi kemerdekaan dan identitas daerah.
Editor : Imam Rachmawan
Artikel Terkait
