LEBAK, iNewsLebak.id — Puluhan warga Hunian Sementara (Huntara) asal Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, mendatangi kantor BNPB di Jakarta Timur, Senin (10/11/2025). Mereka menuntut kejelasan nasib pembangunan Hunian Tetap (Huntap) yang tak kunjung direalisasikan sejak bencana banjir bandang melanda enam tahun lalu.
Kedatangan warga bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional. Mereka berharap pemerintah memiliki empati dan jiwa nasionalisme sebagaimana para pahlawan terdahulu yang mengutamakan kepentingan rakyat. Namun, audiensi yang berlangsung di lantai 7 Graha BNPB Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi belum menghasilkan keputusan konkret.
Menurut Zaenudin, aktivis masyarakat Kecamatan Lebakgedong, pertemuan tersebut hanya dihadiri oleh staf deputi, bukan pejabat utama BNPB. Ia menilai hal itu menunjukkan kurangnya keseriusan pemerintah pusat dalam menyelesaikan persoalan warga terdampak bencana.
“Kami kecewa karena yang menemui kami hanya staf deputi, bukan pejabat utama. Padahal kami datang jauh-jauh untuk meminta kepastian. Yang kami inginkan sederhana, hanya kejelasan kapan Huntap benar-benar dibangun,” ujar Zaenudin kepada iNews Lebak, (10/11).
Dalam pertemuan itu, pihak BNPB menyatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) guna menindaklanjuti aspirasi warga. BNPB juga berkomitmen memfasilitasi proses dialog lanjutan agar pembangunan Huntap dapat direkomendasikan masuk ke rencana tahun 2026.
Warga menuntut agar pemerintah segera memulai pemerataan lahan seluas 5,4 hektare yang telah disurvei dan dinyatakan layak untuk pembangunan permukiman tetap. Mereka menegaskan, jika tuntutan ini tidak segera direspons, masyarakat akan menggelar aksi demonstrasi ke Istana Negara untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada Presiden.
Salah satu warga Huntara, Raman, tak kuasa menahan tangis usai kembali dari audiensi di BNPB. Ia mengaku kecewa karena belum juga mendapatkan kepastian kapan mereka dapat tinggal di rumah tetap yang dijanjikan.
“Sudah enam tahun kami menunggu, tapi jawabannya selalu sama. Rasanya sedih sekali pulang tanpa kepastian, padahal kami hanya ingin hidup layak seperti dulu,” ujar Raman dengan suara bergetar.
Kekecewaan serupa disampaikan warga lain, yang menilai pemerintah sering memberikan janji serupa tanpa realisasi. Mereka berharap momentum Hari Pahlawan menjadi pengingat bagi pemerintah agar benar-benar memperjuangkan rakyat kecil yang masih tinggal di hunian darurat.
BNPB sendiri melalui staf deputi menyampaikan bahwa pihaknya siap menindaklanjuti aspirasi warga. Langkah awalnya adalah memanggil BPBD Kabupaten Lebak untuk mempercepat proses rekomendasi pembangunan Huntap ke kementerian terkait.
Editor : Imam Rachmawan
