Program Makan Bergizi Gratis di Baduy Masih Dikaji, Tokoh Adat Jadi Penentu Utama

Nanda Carolinurlita
Potret warga Suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten. (Foto: Ist)

LEBAK, iNewsLebak.id — Rencana penerapan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi masyarakat Suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak masih menunggu keputusan dari para tokoh adat. Pemerintah daerah menegaskan, pelaksanaan program nasional tersebut tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan pemimpin adat setempat.

Sekretaris Desa Kanekes, Medi, mengatakan program MBG yang diinisiasi pemerintah pusat untuk pemenuhan gizi masyarakat, perlu dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan para tetua adat Baduy. Menurutnya, masyarakat Baduy akan mempertimbangkan setiap program pemerintah berdasarkan kesesuaian dengan aturan adat yang sudah diwariskan turun-temurun.

“Program MBG itu harus dimusyawarahkan dengan tokoh adat,” ujar Medi, Senin (10/11/2025).

Ia menjelaskan, masyarakat Baduy tidak menolak modernisasi, namun pelaksanaan setiap program harus disesuaikan dengan nilai-nilai adat yang mereka anut. Sebelumnya, beberapa program bantuan pangan dari pemerintah juga pernah diterima setelah mendapat kesepakatan bersama para tokoh adat.

Sebaliknya, ada pula program yang tidak dijalankan karena dianggap bertentangan dengan prinsip adat, seperti program dana desa. Oleh sebab itu, kata Medi, pelaksanaan MBG di wilayah Baduy perlu dikoordinasikan secara hati-hati agar tidak menimbulkan penolakan.

“Kami sebagai aparatur desa tentu siap saja untuk melayani masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Koordinator Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Lebak, Asep Royani, mendukung agar masyarakat Suku Baduy termasuk dalam wilayah sasaran MBG. Ia menilai program ini sangat penting bagi peningkatan ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat di daerah terpencil.

Program MBG akan difokuskan bagi wilayah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T), termasuk pemukiman Baduy yang selama ini memiliki keterbatasan akses layanan kesehatan. Pemerintah bersama BGN tengah mengkaji mekanisme pendistribusian agar sesuai dengan situasi sosial budaya masyarakat setempat.

Dukungan juga datang dari Ketua Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI), Muhammad Arief Kirdiat, yang menilai program MBG dapat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Baduy. Selama ini, kasus kekurangan gizi dan stunting masih ditemukan di beberapa wilayah pemukiman Baduy.

“Sekitar 4.000 anak Baduy diperkirakan membutuhkan layanan MBG untuk pemenuhan gizi,” ujarnya.

Program MBG diharapkan tidak hanya membantu pemenuhan nutrisi masyarakat pedalaman, tetapi juga menjadi bentuk kehadiran negara dalam mewujudkan pemerataan kesejahteraan di wilayah adat yang selama ini hidup secara mandiri.

Editor : Imam Rachmawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network