LEBAK, iNewsLebak.id - Puluhan ton gabah kering di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten dikirim ke luar wilayah Lebak setiap harinya.
Hal ini diutarakan salah seorang pemilik penggilingan padi di Desa Bejod, Sar'an saat ditemui di rice mill miliknya Senin (6/2/2023) siang.
Faktor cuaca yang tak menentu dan harga beli gabah yang masih tinggi, membuat Sar'an lebih memilih melempar gabah kering ke wilayah Serang.
"Kalau diproduksi sendiri (digiling) biaya produksinya akan lebih banyak ketimbang saya jual ke Serang," terang Sar'an.
Dalam sehari dirinya mengaku menjual sedikitnya 10 ton gabah kering dengan harga beli mencapai Rp5900 per kilogram.
"Diterima di Serang Rp5900, itu pun berubah-ubah terus. Tapi tren nya memang naik sudah beberapa waktu ke belakang," tambahnya.
Untuk harga beli dari petani, Sar'an membeli di kisaran harga Rp5300-Rp5400 per kilogram gabah kering.
"Kalau dari pedagang saya beli Rp5400, jadi kelebihannya untuk laba dan biaya pengiriman," terang Sar'an.
Untuk memenuhi kebutuhan beras para pedagang dan pengecer, Sar'an juga tetap memproduksi beras kemasan 25 kilogram namun tak banyak .
"Jujur, lebih menguntungkan jual gabah kering ketimbang memproduksi beras kemasan," katanya.
Kata Sar'an satu kuintal gabah kering yang digiling jadi beras akan menghasilkan sekitar 54 kilogram beras jadi.
"Kalau musim hujan seperti ini, kadar airnya kan tinggi, hasilnya bisa 44 sampai 46 kilogram," ungkap Sar'an.
Terkait harga beras yang terus melonjak, Sar'an mengaku senang karena setelah belasan tahun baru kali ini dirinya dan petani di Kecamatan Wanasalam mendapatkan keuntungan yang relatif besar.
"Alhamdulillah, baru kali ini kami bisa merasakan keuntungan yang lumayan. Benar kata Pak Menteri (Pertanian) sekali-kali kasih petani uang," pungkasnya
Editor : Sofi Mahalali