Selain GOTA, SMAN I Cijaku juga bekerja sama dengan salah satu pondok pesantren yang berada tak jauh dari lokasi sekolah. Bagi siswa-siswi yang rumahnya jauh dari sekolah, bisa tinggal sembari memperdalam ilmu agama di pondok pesantren tersebut.
“Untuk meng-cover siswa yang kurang mampu lewat GOTA pastinya terbatas, maka kami anjurkan para siswa yang tempat tinggalnya jauh tinggal di pesantren, sembari belajar mengaji, dan lain-lain. Tentunya dengan jadwal yang tidak bentrok dengan jam belajar formal,” tambah Aris.
Terpisah, Humas SMAN I Cijaku, Zaenal Mutaqin, dalam keterangannya juga menjelaskan hal senada, bahwa program GOTA yang digagas para guru berhasil meminimalisir anak putus sekolah karena keterbatasan ekonomi.
“Alhamdulilah, program ini sudah berjalan selama beberapa tahun, dan siswa putus sekolah bisa kami tekan. Keberhasilan program ini juga atas peran wali kelas yang secara intens melakukan visit home, bertemu orang tua siswa melihat langsung kondisi keluarga para siswa,” terang Zaenal.
Zaenal juga memastikan, semua elemen pendidik di SMAN I Cijaku tak akan pernah lelah berjuang agar para siswa bisa mengenyam pendidikan secara maksimal, dan tak lagi pesimis untuk bisa menyelesaikan pendidikan hingga Sekolah Menengat Atas.
Editor : U Suryana