Jutaan Lalat Serbu Pemukiman, Warga Cijaku Resah dan Terancam Penyakit Berbahaya!
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2023/06/03/043fc_lalat.jpg)
LEBAK, iNewsLebak.id – Sudah beberapa pekan ini warga Desa Sukasenang, Kecamatan Cijaku, Lebak, Banten mengeluh dan merasa terganggu karena banyaknya lalat yang menyerbu pemukiman mereka.
Tak hanya menganggu aktivitas warga, lalat juga membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah tak bisa berjalan efektif. Pasalnya, siswa dan guru harus mengusir lalat yang menghinggapi tubuh dan sarana belajar mereka.
“Sudah hampir sebulan seperti ini, benar-benar mengganggu. Bukan hanya di ruangan terbuka, tapi di dalam rumah juga banyak. Menyimpan makanan juga susah sekarang, bahkan saat tidur pun lalat juga datang,” keluh salah satu warga berinisial HN.
Senada dengan HN, warga lain berinisial MR juga mengeluh dengan ancaman bakteri atau penyakit yang timbul dari lalat-lalat tersebut, “Sangat menganggu, beberapa warga juga mulai terjangkit penyakit. Bisa saja karena dampak lalat tersebut,” tandasnya.
Lalat Timbul Setelah Berdirinya Peternakan Ayam
Jutaan lalat yang menyerbu pemukiman warga, ternyata merupakan dampak dari berdirinya peternakan ayam yang letaknya tak jauh dari pemukiman warga.
Warga menjelaskan, lalat semakin banyak terlebih pada saat paska panen, akibat proses pembersihan kotoran yang dilakukan pihak pengelola peternakan.
Keberadaan kandang ayam di lokasi tersebut disebut warga memang belum lama, namun dampak yang dirasakan sudah sangat menganggu.
Izin Lingkungan Akhirnya Disorot Warga
Berdasarkan informasi yang digali tim iNewsLebak, izin lingkungan keberadaan kandang ayam di lokasi tersebut, hanya segelintir warga saja yang menandatanganinya.
“Tidak merata pada saat dimintai tanda tangan izin lingkungan. Harusnya kan warga yang dekat dengan lokasi kandang, dimintai tanda tangan semuanya, setuju atau tidak. Jadi pilah pilih yang diminta tanda tangannya,” tegas warga yang tak mau disebutkan namanya.
Warga mengaku tidak alergi dengan datangnya investor di wilayah mereka, tapi warga berharap penanganan lingkungan terutama lalat bisa diminimalisir.
Penyakit Berbahaya yang Ditimbulkan dari Lalat
Penyakit yang dibawa lalat dikarnakan lalat hinggap di tempat kotor sehingga kuman, bakteri, dan virus menempel pada kaki dan bulu-bulu halus lalat. Selanjutnya lalat menempel pada makanan kita sehingga virus, bakteri, dan kuman tersebut menyebar ke dalam makanan dan makanan akan terkontaminasi. Makanan yang telah dihinggapi lalat sebaiknya tidak dimakan, karena makanan tersebut dapat mengakibatkan beberapa penyakit, diantaranya :
1. Diare
2. Disentri
3. Kolera
4. Typhus
5. Flu burung
6. Kerusakan hati
7. Gatal pada kulit
8. Virus polio
9. Virus hepatitis
10. Sinus
11. Infeksi usus
12. Keracunan
13. Mubtaber
14. Cacingan
15. Scarlatina
16. Infeksi lambung
Me-review Perda RTRW Nomor 2 Tahun 2014
Berdasarkan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (Perda RTRW) Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2014, Kecamatan Cijaku tidak termasuk wilayah yang diperuntukkan sebagai kawasan peternakan.
Walau saat ini telah terbit Perda RTRW yang baru, namun berdasarkan keterangan Kabag Hukum Setda Lebak, masih dalam proses harmonisasi di tingkat kementerian.
Hal ini juga pernah dikonfirmasi kepada Camat Cijaku, Ali Rahman, beberapa waktu lalu. Pihaknya masih berpegang pada aturan Perda RTRW Nomor 2 Tahun 2014.
Terkait keberadaan kandang ayam yang diduga mengabaikan Perda RTRW tersebut, Camat yang kini pindah tugas di Kecamatan lain ini mengaku hanya mengetahui alur perizinan yang telah berproses dari bawah.
“Kalau izin lingkungan sudah terbit, dari warga sendiri mengizinkan, kecamatan hanya mengetahui saja,” kata Ali Rahman, saat diwawancarai tim iNewsLebak.
Klarifikasi Pihak Peternakan Ayam Soal Lalat
Mengutip pemberitaan MNC TV (MNC Grup), pemilik atau pengelola kandang ayam di Desa Sukasenang, mengatakan bahwa keberadaan lalat di pemukiman warga akibat pembersihan kandang yang tengah dilakukan.
Pemilik kandang juga meminta maaf atas banyaknya lalat yang menyerbu pemukiman warga. Pihaknya berjanji akan membenahi sistem penanganan dampak lingkungan, agar lalat bisa diminimalisir dan warga tak lagi terganggu aktivitasnya.
Editor : U Suryana