Setelah beberapa hari otopsi selesai dan hasilnya keluar; dijelaskan ada bekas cekikan di leher, tulang lidahnya putus, juga ada bekas pukulan di belakang kepala. Tapi tidak ada sidik jari yang ditemukan.
Yuyun menduga kuat, bahwa anaknya meninggal karena dibunuh seseorang.
Saat Ayu Oktaviani, pulang pada Sabtu (18/3/2017) sore, atau sepekan setelah ditemukan menjadi mayat sempat bercerita bahwa almarhum menghadapi masalah di asrama Kampus La Tansa Mashiro.
Alat komunikasi milik almarhum sempat dirampas dan file dalam perangkat tersebut dibuka oleh petugas asrama kebidanan. Kondisi tersebut membuat Ayu tertekan.
"Handphonenya dirazia, terus ada omongan dari ibu asrama namanya Liana. kata-kata ibu asrama ke anak saya benar-benar tidak pantas diucapkan dan memalukan. Kalaupun di asrama dilarang membawa alat komunikasi (handphone), kan bisa disampaikan dengan cara bijak," tutur Yuyun.
Editor : U Suryana