Selain itu, budaya suku Baduy yang masih memegang teguh adat istiadat mereka. Potensi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam sekaligus mempelajari kebudayaan lokal.
Salah satu langkah strategis yang sedang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lebak adalah pengembangan Geopark Bayah Dome. Geopark ini terletak di kawasan Bayah yang memiliki keunikan geologi berupa formasi batuan kubah. Pengembangan geopark bertujuan untuk melestarikan warisan geologi, meningkatkan edukasi masyarakat mengenai pentingnya geologi, dan mengembangkan pariwisata berkelanjutan.
Geopark Bayah Dome tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga nilai edukasi yang tinggi. Dengan adanya geopark ini, diharapkan wisatawan tidak hanya menikmati panorama alam, tetapi juga belajar mengenai sejarah geologi kawasan tersebut. Pengembangan ini juga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat setempat dalam menjaga dan mengelola lingkungan.
Untuk mengoptimalkan potensi pariwisata dan meningkatkan Pendapaan Asli Daerah (PAD) serta kesejahteraan masyarakat, beberapa strategi pengelolaan yang harus dilakukan pemerintah Kabupaten Lebak adalah peningkatan infrastruktur pendukung pariwisata. Selain itu, fasilitas umum seperti tempat parkir, toilet, dan pusat informasi wisata.
Pemerintah Kabupaten Lebak aktif dalam melakukan promosi dan pemasaran destinasi wisata yang bekerjasama dengan insan pers, melalui media sosial, website resmi pariwisata, serta partisipasi dalam pameran pariwisata nasional.
Selain wisata alam dan budaya, Kabupaten Lebak mengembangkan wisata minat khusus seperti wisata petualangan, wisata religi, dan wisata edukasi. Event-event tahunan seperti festival budaya seba baduy, seren tahun masyarakat kaolotan Cisungsang, Cibeber dan seren tahun kaolotan guradog.
Proses pengajuan pengembangan kawasan itu sudah dilakukan sejak tahun 2018 lalu oleh Pemerintah Kabupaten Lebak. Delineasi kawasan Geopark Bayah Dome yang mencakup 15 kecamatan meliputi 179 desa dan 5 kelurahan dengan luas 201.537 hektar yang telah mempertimbangkan aksesibilitas dan visibilitas serta keberadaan potensi warisan geologi, keragaman geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya.
Editor : U Suryana