LEBAK, iNewsLebak.id – Aktivis Lebak Selatan Agus Rusmana menyoroti partisipasi pemilih yang sangat rendah dalam gelaran Pilkada Lebak 2024 ini. Berdasarkan data yang Ia peroleh, hanya mencapai 65.6 persen saja.
“Berdasarkan yang saya peroleh, dari DPT sebanyak 1.057.325 partisipasi warga masyarakat Lebak yang datang ke TPS sejumlah 694.025 pemilih. Artinya masih dibawah 70 persen,” kata Agus kepada iNews Lebak, Jumat (29/11/2024).
Angka ini kata Agus, tak sebanding dengan biaya sosialisasi yang digelar oleh KPU Lebak yang mencapai miliaran rupiah. “Sempat mengundang Yudika, The Virgin, hingga Aura Kasih, bayarannya tak main-main, tapi hasilnya tidak efektif,” ujarnya.
Atas pencapaian rendahnya partisipasi pemilih dalam pesta demokrasi lima tahunan ini, Agus akan mendesak Komisi I DPRD Lebak memanggil KPU Lebak untuk melakukan fungsi kontrol anggaran Pilkada 2024.
“Saya akan bersurat ke Komisi I DPRD Lebak dalam rangka fungsi controlling terhadap anggaran Pilkada 2024. Ini uang rakyat yang tak sedikit, biaya sosialisasi besar tapi dampaknya tak signifikan,” tegas Ketua LSM Ombak ini.
Tak hanya soal efektifitas anggaran saja, Agus pun menangkap isu yang berkembang di kalangan aktivis soal dugaan adanya cash back dari beberapa program maupun pengadaan di KPU Lebak.
“Ramai itu di medsos, salah satu aktivis juga kencang berbicara dugaan adanya cash back dari vendor KPU Lebak. Ini perlu didalami, kalau benar ya diproses sesuai mekanisme, kalau pun tidak buktikan agar nama baik KPU juga pulih,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua KPU Lebak Dewi Hartini ketika diminta tanggapan soal rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada Lebak, dan ‘jor-jorannya’ biaya sosialisasi tapi tak efektif, belum menjawab WhatsApp dari redaksi.
Sementara itu, Kepala Kesbangpol Kabupaten Lebak Sukanta, saat dikonfirmasi soal hibah sebesar Rp 50 Miliar kepada KPU Lebak mengatakan bahwa pihaknya hanya sebatas menggelontorkan anggaran saja.
“Untuk tekhnis penggunaan anggaran diperuntukan untuk kegiatan apa saja bukan ranah kami, itu ranahnya KPU,” jelas Sukanta beberapa waktu lalu.
Editor : Lazarus Sandy