get app
inews
Aa Text
Read Next : Fakta di Balik Pembongkaran Pagar Laut Misterius Kabupaten Tangerang

Nelayan Tak Gentar Diintimidasi, Kholid: Jika Negara Tidak Berani, Saya yang Akan Lawan

Jum'at, 24 Januari 2025 | 13:00 WIB
header img
Kholid, nelayan yang lantang menolak proyek pagar laut. (Foto: Capture video)

LEBAK, iNewsLebak.id - Kholid, merupakan sosok nelayan asal Kabupaten Serang yang lantang bersuara soal pembangunan proyek pagar laut di Kabupaten Tangerang. Dalam sebuah forum acara nasional, dirinya mewakili teman- teman nelayan, menolak secara tegas proyek pagar yang sudah berdiri sepanjang 30,16 kilometer (km) tersebut.

“Kami tidak setuju, otomatis kan banyak kerugian buat saya (nelayan),” ujar Kholid dalam sebuah acara diskusi yang disiarkan pada Jumat (17/01/2025) lalu.

Dirinya cukup keras menolak proyek misterius yang pada awal kemunculan pagar ini tidak ditemukan dalang dan motifnya. Kholid juga menerima beberapa pesan misterius saat ia sibuk untuk mewakili suara teman-temannya yang tinggal di pesisir Kabupaten Tangerang.

“Ada beberapa orang (tidak dikenal) menelepon ke saya, ‘Kamu bukan orang Tangerang, Kamu orang Serang dan Kamu orang Pontang. Untuk apa ngurusin Tangerang’,“ ujar Kholid.

Kholid merasa terancam dan ditekan untuk tidak bersuara. Dia menganggap pemikiran yang disampaikan orang tersebut lewat sambungan telepon merupakan pemikiran penjajah.

“Saya pernah baca buku judulnya logika penjajah. Nah, salah satu isi dari buku itu persis apa yang dikatakan penelepon tadi ke saya. Padahal, menurut saya sebagai nelayan seharusnya tidak boleh memiliki pandangan parsial. Ciri-ciri penjajah itu yang mempunyai pandangan parsial,”  ujarnya.

Sebagai tambahan, pandangan parsial merupakan cara pemecahan masalah yang berfokus pada detail. Merupakan lawan dari pandangan holistik, artinya memandang permasalahan secara keseluruhan.

Dalam diskusi tersebut Kholid juga dinilai berani menyebutkan dalang dari proyek tersebut. Dirinya menyebut jika hal tersebut sudah menjadi rahasia umum di kalangan para pejabat.

“Ini (pembongkaran) nunggu apa? Misalnya, nunggu pelaku ngaku, pelaku sudah bukan jadi rahasia lagi. Lurah-lurah tau, orang kota tau, yakin siapa pelakunya. Orang Serang tau, Bupati tau, gatau? pura-pura.”

“PIK yang dipsnkan. Ya, itu korporasinya,” lanjut Kholid.

Kholid menyayangkan sikap pemerintah yang lamban dalam mengusut kasus ini. Pasalnya, dia sudah melapor ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) sebelumnya, tetapi otoritas terkait dinilai kurang cepat dalam penuntasan kasus.

Kholid juga membandingkan perilaku negara terhadap individu dan entitas korporat, dan menemukan perbedaan tindakan. Sehingga, muncul dugaan pada Kholid jika ada ketakutan pada negara kepada korporasi tertentu.

“Kalau memang itu (pagar laut) melanggar, cabut! kenapa ntar-ntar. Toh, kalo masyarakat melanggar, jangankan pagar yang ukurannya sampai 30,16 km lebih, nyuri kayu aja langsung dihukum.”

“Dan jika negara tidak berani ke itu (korporasi), saya yang akan lawan,” tutup Kholid. 

 

Editor : Imam Rachmawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut