Daftar 46 Kepala Daerah yang Belum Bergabung dalam Retret di Magelang

LEBAK, iNewsLebak.id - Presiden Prabowo bersama dengan kepala daerah terpilih tengah menjalani kegiatan retret di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Kegiatan yang dilaksanakan sejak 21 hingga 28 Februari 2025 mendatang, mewajibkan seluruh kepala daerah yang telah dilantik untuk hadir dan menjalani kegiatan tersebut.
Namun, beberapa kepala daerah masih belum menghadiri kegiatan yang sebelumnya telah diterapkan juga ke Kabinet Merah Putih tersebut.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, mengatakan jika beberapa kepala daerah tersebut tidak hadir tanpa keterangan.
Lebih dari 40 kepala daerah absen dari retret. Meski begitu, panitia tetap mempersilahkan para kepala daerah untuk mengirimkan wakilnya jika memang tidak bisa hadir secara langsung dalam kegiatan retret.
”Untuk hal-hal yang lain apabila memang kemudian diputuskan tidak hadir karena satu atau lain hal, maka panitia meminta agar kepala daerah yang bersangkutan mengirimkan wakilnya untuk mengikuti rangkaian acara di Magelang ini,” ujar Bima pada Minggu (23/02/2025).
Daftar Nama Kepala Daerah yang Belum Hadir dalam Retret di Magelang
1. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo
2. Gubernur Bali, I Wayan Koster
3. Wali Kota Tomohon, Caroll Joram Azarias Senduk
4. Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie
5. Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah
6. Wali Kota Magelang, Damar Prasetyono
7. Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo
8. Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara
9. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti
10. Wali Kota Tidore, Kepulauan Muhammad Sinen
11. Bupati Minahasa, Robby Dondokambey
12. Bupati Minahasa, Tenggara Ronald Kandoli
13. Bupati Minahasa, Selatan Franky Donny Wongkar
14. Bupati Manokwari Selatan, Bernard Mandacan
15. Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Birdana
16. Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono
17. Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat
18. Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno
19. Bupati Karanganyar, H. Rober Christanto
20. Bupati Sukoharjo, Etik Suryani
21. Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari
22. Bupati Temanggung, Agus Setyawan
23. Bupati Belitung Timur, Kamarudin Muten
24. Bupati Pangandaran, Citra Pitriyami
25. Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo
26. Bupati Semarang, H. Ngesti Nugraha
27. Bupati Magelang, Grengseng Pamuji
28. Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra
29. Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu
30. Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya
31. Bupati Klungkung, I Made Satria
32. Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan
33. Bupati Gianyar, I Made Mahayastra
34. Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa
35. Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta
36. Bupati Musi Rawas Utara, Devi Suhartoni
37. Bupati Lampung Barat, H. Parosil Mabsus
38. Bupati Waropen, Fransiscus Xaverius Mote
39. Bupati Manggarai, Herybertus Geradus Laju Nabit
40. Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntari Ningsih
41. Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana
42. Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin
43. Bupati Bangka Selatan, H. Riza Herdavid
44. Bupati Asmat, Thomas Eppe Safanpo
45. Bupati Sanggau, Yohanes Ontot
46. Bupati Banyuasin, H. Askolani
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengatakan jika kegiatan ini dilakukan untuk menjaga silaturahmi antar kepala daerah, khususnya bagi kepala daerah yang berasal dari provinsi yang sama.
”Saya menganggap bahwa kegiatan orientasi kepala daerah sangat-sangat penting. Bukan kepentingan pusat, kepentingan daerah itu sendiri. Supaya rekan-rekan kepala daerah memiliki bekal yang cukup sebelum lima tahun nanti melangkah,” ujar Tito.
Sebelumnya, daftar nama kepala daerah di atas berasal dari fraksi PDIP. Hal tersebut lantaran merespon surat instruksi yang sebelumnya ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk menunda kegiatan retret bagi kepala daerah yang berasal dari fraksi PDIP.
Surat instruksi itu keluar tidak lama setelah Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto ditahan oleh KPK dalam kasus suap yang menyeret nama Harun Masiku.
Editor : Imam Rachmawan