Mengenal Tradisi Seren Taun di Lebak, Warisan Leluhur yang Bertahan hingga Kini

Ada pula Ngareremokeun, yakni prosesi khusus untuk menghormati Nyi Pohaci, sosok yang dianggap sebagai dewi kesuburan. Dalam prosesi ini, para sesepuh berjalan berbaris sambil melantunkan pujian-pujian tentang kehidupan dan alam. Sebagai penutup, padi disimpan kembali ke lumbung utama sebagai tanda dimulainya musim tanam yang baru.
Selain prosesi adat sebagai acara utama, perayaan Seren Taun di Kasepuhan Cisungsang turut diramaikan dengan beragam pertunjukan budaya sebagai rangkaian side event. Sejumlah kesenian tradisional seperti tari jaipong, wayang golek, musik band lokal, hingga atraksi Lais ditampilkan untuk menghibur pengunjung.
Kirab budaya juga menjadi daya tarik tersendiri dengan melibatkan pelajar dari jenjang SD hingga SMA serta kelompok pemuda setempat. Diperkirakan lebih dari 2.000 peserta dan penonton ambil bagian dalam meriahnya parade budaya yang digelar sepanjang jalur kampung adat.
Seren Taun di Kasepuhan Cisungsang kini menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara (KEN), program nasional yang mendorong promosi pariwisata berbasis budaya. Melalui kegiatan ini, potensi daerah diperkenalkan secara luas lewat pengalaman budaya langsung. Selain promosi budaya, event ini juga membuka ruang bagi pelaku usaha lokal untuk berkembang.
Selama berlangsungnya acara, tersedia lebih dari 20 booth UMKM dari Kasepuhan Cisungsang, masyarakat Baduy, dan warga sekitarnya. Mereka menjajakan produk unggulan seperti anyaman bambu, kain tenun, dan kuliner khas Banten. Keberadaan stand-stand ini menjadi daya tarik tambahan sekaligus peluang ekonomi bagi masyarakat adat dan pelaku ekonomi kreatif.
Editor : Imam Rachmawan