get app
inews
Aa Text
Read Next : Respons Keluhan Warga Leuwi Panjang, Gubernur Banten Tinjau Langsung Kondisi Jembatan Bambu

Warga Cilograng Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Bencana Pergerakan Tanah

Selasa, 05 Agustus 2025 | 15:11 WIB
header img
Ilustrasi Pergeseran Tanah. (Foto: Antara)

LEBAK, iNewsLebak.idPergerakan tanah di Kampung Daroyon, Desa Girimukti, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, Banten, menyebabkan sembilan rumah warga rusak berat. Peristiwa yang telah berlangsung sejak akhir 2024 ini semakin parah hingga Selasa (5/8/2025), memaksa warga terdampak mengungsi ke rumah sanak keluarga.

Bencana geologi ini juga merusak sejumlah infrastruktur desa, termasuk akses jalan utama. Warga yang kehilangan tempat tinggal hingga kini belum memiliki hunian tetap.

Kepala Desa Girimukti, Acep Deden Hidayat, menyatakan keprihatinannya atas situasi tersebut. Ia menyebut bahwa warga yang terdampak kini mengandalkan tempat tinggal sementara dari keluarga terdekat.

“Kami sangat prihatin. Warga tidak bisa tinggal di rumahnya lagi, dan sekarang mereka benar-benar mengandalkan keluarga,” ujar Acep kepada wartawan saat dihubungi.

Ia berharap Pemerintah Kabupaten Lebak dan lembaga terkait segera mengambil tindakan nyata. Solusi jangka pendek dan jangka panjang disebutnya sangat dibutuhkan masyarakat di wilayah rawan tersebut.

“Kami butuh langkah cepat, tetapi juga solusi nyata seperti bantuan rumah atau hunian sementara,” tegas Acep.

Ia juga menjelaskan bahwa bantuan sejauh ini baru diberikan satu kali oleh Baznas dan BPBD Lebak. Pemerintah desa, menurutnya, siap berkolaborasi dalam menyiapkan lahan maupun sarana darurat bila dibutuhkan.

“Kami terbuka bekerja sama untuk menyediakan lahan atau fasilitas darurat,” katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama, mengonfirmasi bahwa timnya telah melakukan asesmen awal. Tujuannya adalah untuk memetakan tingkat kerusakan dan risiko lanjutan dari pergeseran tanah tersebut.

“Kami sudah menurunkan tim untuk melihat kondisi kerusakan dan potensi lanjutan dari pergeseran tanah ini. Fokus kami saat ini adalah pemetaan risiko dan kebutuhan warga terdampak,” ungkap Febby.

Ia menambahkan bahwa lokasi kejadian memang merupakan salah satu kawasan yang tergolong rawan gerakan tanah. Oleh sebab itu, penanganan dilakukan secara hati-hati dan terstruktur.

“Kondisi pastinya masih kami kaji. Hasilnya akan kami sampaikan setelah proses asesmen selesai,” tutupnya.

 

Editor : Imam Rachmawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut