LEBAK, iNewsLebak.id – Suku Baduy yang terletak di wilayah Kabupaten Lebak, Banten memiliki tradisi unik salah satunya melarang warganya mendirikan rumah dengan menggunakan tembok atau bangunan permanen.
Rumah adat suku Baduy diberi nama Sulah Nyanda, dimana memiliki ruangan yang dibagi menjadi 3 sekat, diantaranya sosoro (depan), tepas (tengah) dan ipah (belakang). Rumah tersebut tidak dilengkapi dengan jendela, sehingga suku Baduy menggantinya dengan sebuah lubang di lantai yang berfungsi sebagai sirkulasi udara.
Masyarakat Baduy menggunakan asas gotong royong dalam membangun sebuah rumah. Mereka memanfaatkan hasil alam sebagai bahan baku utamanya. Selain itu, Seluruh bangunan rumah Suku Baduy pun dibuat menghadap ke utara-selatan dan saling berhadapan.
Salah satu warga Baduy, Ambu Juni yang tinggal di Kampung Cicengal, mengaku untuk mendirikan bangunan rumah baru dibutuhkan biaya mencapai puluhan juta rupiah.
“Kira-kira biaya yang dikeluarkan mencapai Rp80 juta. Yang paling banyak untuk material, bambu, kayu, hingga atap. Kalau tenaga kerja disini gotong royong,” jelas Ambu Juni. Untuk pengerjaan sendiri, Ambu Juni mengaku membutuhkan waktu hingga 3 bulan.
Rumah suku Baduy semuanya berbentuk panggung, dibangun menggunakan material yang bersumber dari hutan, seperti kayu, bambu, ijuk, rotan dan daun rumbia.
Editor : Sofi Mahalali
Artikel Terkait