“Untuk luas 3 kotak, atau sekitar seperempat hektare, ya Alhamdulillah dapat keuntungan bersih sekitar Rp20 juta. Biaya yang harus dikeluarkan dari persiapan lahan, bibit, pupuk, dan pemeliharaan sekitar Rp20 juta,” ujarnya, Sabtu (9/11/2024) siang.
Untuk pemasaran timun sendiri, kata H Misjaya tak perlu repot-repot, pembeli biasanya langsung datang ke kebun setiap hari saat usia panen. “Setiap hari banyak yang datang kesini, jadi langsung ditimbang di tempat. Harga saat ini Rp3000 per kilogram,” ujarnya.
Diterangkan, untuk setiap petak kebun timun yang luasnya 800 meter persegi, timun yang dihasilkan mencapai 4 - 4.5 ton. Sedangkan untuk harga jual di pasar tergolong stabil yakni Rp2500 – Rp3000 per kilogram.
Kendala yang kerap dihadapi dalam budi daya timun ini, hanya suplai air untuk penyiraman. Karena wilayah Wanasalam sebagian mengandalkan curah hujan jadi petani mensiasatinya dengan cara menggunakan pompa air menyedot dari sungai atau sumber air terdekat.
Untuk itu, pengurus HKTI Lebak ini pun meminta Dinas Pertanian Kabupaten Lebak terus memberikan bantuan berupa pendampingan kepada para petani maupun alat pendukung pertanian seperti traktor dan pompa air.
Editor : Lazarus Sandy
Artikel Terkait