Tak Hanya di Ramadan, Ini Keutamaan I’tikaf di Hari-Hari Utama Zulhijjah

Edies Aprilia
Ilustrasi sedang beribadah, ketahui keutamaan Itikaf. (Foto: freepik)

LEBAK, iNewsLebak.id - Sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah dikenal sebagai momen penuh keberkahan dalam Islam. Tak hanya dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, ada satu amalan sunah yang sering luput dari perhatian banyak orang, padahal nilainya sangat besar di sisi Allah SWT yaitu Itikaf.

Amalan ini bukan hanya menenangkan batin, tapi juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta secara lebih mendalam. Apa keutamaan Itikaf tersebut? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Menurut pandangan Nahdlatul Ulama (NU), i’tikaf adalah ibadah yang dilakukan dengan cara berdiam diri di masjid dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tujuannya adalah untuk memperbanyak ibadah seperti dzikir, membaca Al-Qur’an, dan kegiatan terpuji lainnya, serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela .

Secara hukum, i’tikaf termasuk ibadah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan), terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Namun, i’tikaf dapat dilakukan kapan saja, termasuk di luar bulan Ramadan, seperti pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah menjelang Iduladha. Jika seseorang bernazar untuk melakukan i’tikaf, maka hukumnya menjadi wajib .

Rukun Itikaf

Dalam pelaksanaannya, i’tikaf memiliki beberapa rukun yang harus dipenuhi: 

1. Niat

Melakukan i’tikaf harus disertai dengan niat yang ikhlas semata-mata karena Allah SWT. 

2. Berdiam diri di masjid

Minimal selama waktu tuma’ninah dalam shalat. 

3. Dilakukan di masjid

I’tikaf hanya sah jika dilakukan di masjid. 

4. Orang yang beri’tikaf

Harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti beragama Islam, berakal sehat, dan suci dari hadas besar (junub, haid, atau nifas)

Keutamaan i’tikaf sangat besar, karena merupakan momen untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT, menjauhkan diri dari kesibukan duniawi, dan memperbanyak amal ibadah. Melalui i’tikaf, seseorang dapat merenungi diri, memperbaiki kualitas ibadah, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. 


Ilustrasi sedang beribadah, ketahui keutamaan Itikaf. (Foto: freepik)
 
Bagi yang ingin melaksanakan i’tikaf menjelang Iduladha, khususnya di sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah, ini merupakan waktu yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. I’tikaf pada waktu ini dapat menjadi sarana untuk mempersiapkan diri secara spiritual dalam menyambut Hari Raya Iduladha. 

Keutamaan Itikaf

1. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT (Taqarrub ilallah)

 
I’tikaf adalah bentuk ibadah yang sangat personal. Dalam kesunyian masjid, seseorang dapat merenung, berdzikir, membaca Al-Qur’an, dan bermunajat tanpa gangguan. Ini memperkuat ikatan ruhani antara hamba dan Tuhannya.

2. Menghidupkan Sunnah Rasulullah SAW

Rasulullah SAW senantiasa melakukan i’tikaf, terutama di sepuluh malam terakhir Ramadan. Namun, i’tikaf juga dilakukan di waktu lain sebagai bentuk kesungguhan dalam ibadah. Mengikuti sunnah ini adalah bukti kecintaan kepada Nabi.

3. Wadah Muhasabah dan Taubat

Dengan menjauhkan diri dari kesibukan dunia, i’tikaf menjadi sarana untuk merenungkan kesalahan, memperbaiki diri, dan memohon ampun atas dosa-dosa yang lalu. Hati yang tenang dalam i’tikaf sangat mendukung proses taubat yang tulus.

4. Menjaga Lisan dan Hati

Dalam i’tikaf, seseorang tidak banyak berinteraksi kecuali dalam hal yang penting. Hal ini membantu menjaga lisan dari ghibah, fitnah, atau ucapan sia-sia, serta menjaga hati dari penyakit seperti riya, iri, atau lalai.

5. Menguatkan Disiplin Ibadah

Rutinitas selama i’tikaf—sholat berjamaah, tilawah, dzikir, hingga tahajud—membentuk habit ibadah yang lebih konsisten, bahkan setelah keluar dari masjid.

6. Menghadirkan Keheningan Jiwa dan Fokus Spiritual

Di tengah hiruk-pikuk dunia, i’tikaf memberikan ruang sunyi yang menenangkan. Ini menciptakan fokus spiritual yang lebih kuat untuk memahami makna kehidupan dan memperkuat keimanan.

7. Berpahala Besar meski Ibadahnya Ringan

Dalam kitab-kitab fiqih, dijelaskan bahwa i’tikaf dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, namun tetap berpahala besar. Bahkan sekadar duduk dalam masjid dengan niat i’tikaf sudah dihitung sebagai ibadah.

8. Berpeluang Meraih Lailatul Qadar (jika di Ramadan)

Meski i’tikaf tidak terbatas pada Ramadan, jika dilakukan di bulan tersebut, khususnya di malam-malam ganjil, maka besar peluang untuk meraih pahala malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan.

9. Menguatkan Komitmen terhadap Masjid

I’tikaf membiasakan seseorang untuk mencintai dan memakmurkan masjid, yang merupakan rumah Allah di bumi. Rasulullah bersabda: “Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid.” (HR. Muslim)

10. Menjadi Tamu Allah

Ulama NU mengibaratkan orang yang beri’tikaf seperti tamu yang datang ke rumah Allah, yaitu masjid. Tamu yang memuliakan tuan rumahnya pasti akan dimuliakan pula.

Niat I’tikaf

Menurut NU, niat adalah salah satu rukun utama i’tikaf. Niat dilakukan di dalam hati sebelum memasuki masjid, dan disunnahkan untuk dilafalkan sebagai berikut:
 
نَوَيْتُ الِاعْتِكَافَ فِيْ هَذَا الْمَسْجِدِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
 
Latin: Nawaitu al-i’tikāfa fī hādzal-masjidi sunnatan lillāhi ta‘ālā
 
Artinya: Saya niat i’tikaf di masjid ini sunnah karena Allah Ta‘ala.
 
 

 

 

Editor : Imam Rachmawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network