Tahun 1981, dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang digelar di Cibubur, Japto Soerjosoemarno terpilih sebagai Ketua Umum Pemuda Pancasila. Japto, seorang bangsawan Mangkunegaran menjadi figur sentral organisasi ini dan terus memimpinnya hingga kini.
Pemuda Pancasila dikenal luas karena perannya pada peristiwa 1965, yang berujung pada penggulingan Presiden Soekarno. Organisasi ini disebut-sebut terlibat sebagai pasukan pendukung militer dalam pembantaian terhadap mereka yang dituduh sebagai simpatisan PKI. Dokumenter The Act of Killing (2012) menampilkan keterlibatan organisasi ini dalam tragedi tersebut.
Pada masa Orde Baru, PP dikenal sebagai kekuatan sipil yang berfungsi sebagai tangan ketiga dalam menjaga ketertiban, setelah ABRI dan Polri. Menurut penulis buku "Politik Jatah Preman," Ian Douglas Wilson, Pemuda Pancasila memiliki fungsi politik dan keamanan tersendiri yang membuatnya menjadi bagian dari struktur kekuasaan informal di Indonesia.
Sejak tahun 1980-an, PP dipimpin oleh Japto Soerjosoemarno, seorang tokoh yang kemudian menjadi figur sentral organisasi ini. Perjalanan sejarah yang panjang inilah yang kemudian membangun karakter Pemuda Pancasila menjadi Organisasi Sosial Kemasyarakatan Pemuda berwatak Pejoang.
Editor : U Suryana
Artikel Terkait