Susuwatan Vibes: Selendang Kotak-Kotak Santuy Ala Baduy Luar

Nadya Bella Arthamevira
7 ragam kain tenun khas Baduy, jadi warisan budaya yang harus dilestarikan. (Foto: iNews)

LEBAK, iNewsLebak.id – Selain busana adatnya yang khas, suku Baduy, Kabupaten Lebak, Banten, juga memiliki beragam kain tenun tradisional yang dibuat dari tangan-tangan terampil masyarakatnya sendiri. Tenun Baduy bukan hanya soal kain saja, tetapi juga menggambarkan kearifan lokal, ketekunan, dan kerja sama yang terjalin antara perempuan dan laki-laki dalam menjaga budaya.

Menariknya, kegiatan menenun dilakukan oleh para perempuan di rumah mereka ketika waktu senggang menyapa. Namun, alat yang digunakan adalah hasil kerajinan yang dibuat oleh para laki-laki. 

Berikut beberapa jenis kain tenun khas Suku Baduy yang memiliki ragam motif unik:

1. Samping Hideung

Kain tenun ini berwarna hitam yang umumnya digunakan oleh masyarakat Baduy, baik Baduy dalam maupun Baduy luar. 

2. Jamang

Biasa digunakan oleh suku Baduy dalam, Jamang adalah kain tenun berwarna putih polos. Kain ini digunakan untuk baju atasan yang disebut jamang kampret, ikat kepala, hingga kain untuk membawa barang. 

3. Samping Aros

Kain ini digunakan oleh masyarakat Baduy dalam, khususnya para laki-laki. Detail dari kain ini adalah warna hitam dengan garis putih tipis.

4. Adu Mancung

Adu mancung merupakan jenis selendang khas Baduy yang biasanya digunakan oleh masyarakat Baduy luar, khususnya laki-laki dalam acara pernikahan. Kain ini memiliki warna dasar hitam atau putih polos dengan dilengkapi hiasan geometris menggunakan benang warna merah, biru, atau warna cerah lainnya. 

5. Susuwatan

Digunakan hanya untuk laki-laki Baduy luar, kain tenun ini merupakan kain panjang atau selendang yang bermotif kotak-kotak. Warna, ukuran, dan bahan pada kain tidak memiliki aturan khusus atau tidak terbatas. 

6. Samping Suat

Samping suat merupakan hasil pengembangan dari Susuwatan yang tidak memiliki aturan khusus dari leluhur. Motif geometris yang ada pada kain terlihat mengalami perubahan variasi dibandingkan Susuwatan yang hanya memiliki motif kotak-kotak. 

7. Suat Satu Mata

Suat Satu Mata merupakan motif tenun tertua yang ada sebelum motif lainnya. Motif ini dikenal dengan kerumitan yang lebih tinggi dan membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama dibandingkan tenun lainnya. Biasanya kain Suat Satu Mata digunakan sebagai syal atau kain panjang. 

Tenun Baduy bukan hanya kain biasa, tetapi hasil karya tangan masyarakat setempat dalam upaya melestarikan budaya. Di tengah arus modernisasi, eksistensi warisan ini tetap ada berkat tangan-tangan terampil perempuan Baduy. 

Editor : Imam Rachmawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network