get app
inews
Aa Text
Read Next : Anak Ferdy Sambo Trisha Eungelica Curhat di Medsos: Mau Ketemu Orang Tua Sendiri Sulit

Mengapa Putri Candrawathi Masih Temui Brigadir J Usai Mengaku Diperkosa?

Kamis, 22 Desember 2022 | 07:28 WIB
header img
Terdakwa pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Putri Candrawathi / Foto : Antara

"Pertama adalah express, jadi di sini mengekspresikan kemarahannya dan kedua control, dikontrol ini satu penekanan dan ini berelasi pada ciri-ciri kepribadian tertentu yang jadi menekan rasa marahnya, menekan rasa takutnya, menekan rasa malunya meskipun itu ada tapi dikontrol," sambungnya.

Ia juga mengatakan bahwa dalam kasus dugaan pelecehan, respon yang diberikan korban dalam hal ini Putri Candrawathi lebih mengarah kepada fase kontrol diri.

"Yang terjadi pada ibu PC pada teori ini lebih sesuai dengan respons yang kontrol. Jadi seolah tidak ada emosi apa-apa, seolah-olah itu tidak terjadi apa-apa. Itu merupakan suatu bentuk defence mechanism supaya tetap tegar," katanya.

"Dari sekian banyak korban yang pernah ahli temui, berapa persen yang melakukan defence seperti ini dibanding melaporkan ke kepolisian atau ke dokter dengan visum?," lanjut Sarmauli.

Reni kemudian mengatakan bahwa seseorang dalam kasus pelecehan membutuhkan rasa untuk membangkitkan dirinya dari rasa malu akan kejadian yang menimpanya.

"Kalau dilihat dari Indonesia judicial research society di tahun 2021 yang margin error 2 persen dari data populasinya, itu menunjukkan bahwa kebanyakan akan menarik diri takut malu merasa bersalah yang bisa menggunakan ketiga respons tersebut," terangnya.

Editor : Sofi Mahalali

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut