get app
inews
Aa Text
Read Next : Belasan Tahun Dibiarkan Rusak, Emak-emak Cikulur Buat Kuburan dan Gelar Doa Bersama di Jalan Desa

Krisis Perajin Anyaman Daun Pandan, Warga Lebak Terpaksa Menjual Bahan Baku dengan Harga Murah

Selasa, 28 Maret 2023 | 06:12 WIB
header img
Perajin bahan baku anyaman daun pandan di Kecamatan Wansalam, Lebak / Foto : U Suryana

LEBAK, iNewsLebak.id - Puluhan perajin bahan baku anyaman daun pandan di Kecamatan Wanasalam mengeluh karena harga jual yang terlalu rendah dari pengepul. Per Senin (27/3/2023) untuk satu kilogram bahan baku anyaman hanya dihargai Rp4500.

Dalam sehari satu perajin hanya mampu menghasilkan 4 sampai 5 kilogram bahan baku anyaman. Selain rumitnya proses yang dikerjakan, faktor cuaca juga berpengaruh karena daun pandan usai direbus harus dijemur selama 12 jam dibawah terik matahari.

Salah satu perajin asal Desa Muara, Enjun, mengatakan dirinya sangat berharap pemerintah bisa memberi perhatian untuk memfasilitasi perajin agar tak lagi membuat bahan bakunya saja. Jika ada pelatihan pembuatan kerajinan pastinya harga jual tak lagi rendah.

“Dari dulu harganya segini saja, jika dibandingkan dengan harga tikar pandan saja, yang harganya Rp100-200 ribu kan tidak seimbang. Kami berharap pemerintah bisa memberikan pelatihan agar ibu-ibu disini bisa mahir membuat kerajinan anyaman daun pandan,” ujarnya Senin (27/3/2023) siang. 

Desa Muara sendiri merupakan salah satu desa di Kabupaten Lebak dengan potensi wisata pantai yang membentang luas. Selain itu, terdapat pelabuhan perikanan terbesar di Banten yang sarat pengunjung, tentunya akan jadi faktor yang memudahkan pemasaran.

Sebagai informasi, selain Desa Muara di Kecamatan Binuangeun, ada beberapa wilayah lain yang juga menghasilkan bahan baku anyaman daun pandan. Diantaranya Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping. Namun bahan baku yang dihasilkan tetap saja dipasok ke wilayah Jawa Barat.

Hal ini tentunya perlu perhatian khusus Pemkab Lebak. Mayoritas perajin bahan baku anyaman daun pandan masih hidup dibawah garis kemiskinan, dengan penghasilan per hari tak sampai Rp50 ribu. Di lain hal, ada sebenarnya potensi besar yang dimiliki dengan mengolah bahan baku menjadi barang jadi bernilai ekonomi. 

Salah satu tokoh masyarakat Lebak selatan, A Riefai, saat ditemui di kediamannya di Kecamatan Malingping mengingatkan Pemkab Lebak untuk lebih peka membaca peluang bagaimana kesejahteraan masyarakat bisa ditingkatkan.

“Bahan baku daun pandan di Kabupaten Lebak melimpah ruah, tapi sebagian besar dipasok ke Kabupaten Tasikmalaya. Di tasik saya lihat di toko online, harga tikar saja jadi Rp100 ribu, topi anyaman jadi Rp50 ribu. Harganya 10 kali lipat bahkan 20 kali lipat,” ujar Riefai.

Hal ini, kata mantan anggota DPRD Banten tersebut, tidak dibaca secara utuh oleh Pemkab Lebak sebagai peluang besar, “Berdasarkan data BPS Lebak masih banyak penduduk miskin, padahal potensi banyak, peluang besar menanti, Pemkab harus lebih agresif lagi,” pungkasnya.

Editor : U Suryana

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut