TANGERANG, iNewsLebak.id - Kelompok 43 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) tahun 2024 mengadakan kegiatan penguatan minat membaca berkolaborasi dengan komunitas Gerakan Literasi Semesta (GELISA).
Kegiatan penguatan literasi tersebut diselenggarakan di SDN Sukamanah 01 Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jum'at (19/01/2024).
Muhammad Tegar Alkausar Cahyadi, Ketua Kelompok 43 KKM Tematik Untirta 2024 mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut diadakan untuk memberikan pengalaman baru kepada siswa dalam hal membaca buku.
"Sepenglihatan kami, saat ini masih banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas yang baik dalam bidang literasi. Oleh karena itu, kegiatan ini diadakan agar siswa dapat merasakan pengalaman yang baru dalam hal membaca," ujar Tegar.
Kegiatan penguatan minat membaca tidak hanya membaca buku bersama saja. Banyak kegiatan lainnya yang diberikan kepada siswa untuk menstimulus mereka agar cinta pada membaca.
Tegar mengungkapkan bahwa selain membaca buku, ada berbagai kegiatan lainnya seperti games, mendongeng, membuat pohon cita-cita, cerita nabi, games berbantu teknologi, dan membuat cap tangan.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu langkah yang dilakukan oleh kelompok 43 KKM Tematik Untirta dalam hal meningkatkan minat membaca pada peserta didik khususnya di SDN Sukamanah 01.
Tegar berharap dengan adanya kegiatan penguatan minat membaca mampu meningkatkan kemampuan belajar siswa.
"Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan literasi siswa, menambah pengetahuan serta meningkatkan kemampuan belajarnya," harapnya.
Lebih lanjut tegar berharap semoga anak-anak lebih aware tentang pentingnya literasi karena literasi sendiri dapat mengembangkan imajinasi dan kemampuan berpikir siswa.
Gilang anggota komunitas GELISA (Gerakan Literasi Semesta) menyambut baik kegiatan penguatan minat membaca ini.
"Minat membaca perlu ditanamkan sejak dini agar ketika mereka dewasa mereka akan lebih jatuh cinta pada buku, ini merupakan kegiatan yang sangat baik," ujar Gilang
Gilang menambahkan bahwa minat membaca siswa tidak rendah tetapi mereka tidak memiliki akses bahan bacaan yang beragam.
"Pada saat kami memberikan buku untuk siswa baca mereka sangat antusias sekali. Itu artinya siswa memiliki minat dalam membaca, hanya saja mereka tidak memiliki akses bahan bacaan atau buku yang kurang menarik untuk mereka, di sekolah-sekolah biasanya lebih banyak buku pelajaran," ujar Gilang.
Gilang berharap kedepannya setiap sekolah dapat memberikan akses bahan bacaan atau buku yang beragam tidak hanya buku pelajaran saja.
"Semoga kedepannya setiap sekolah menyediakan buku yang beragam, sehingga anak dapat tertarik dan senang dalam membaca buku, jangan sampai perpustakaan sekolah hanya dipenuhi buku pelajaran saja," ungkap Gilang.
Editor : U Suryana