LEBAK, iNewsLebak.id - Cuaca buruk berdampak kepada sebagian nelayan kecil di Banten Selatan khususnya di Binuangeun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten, memilih tidak melaut.
Nelayan kecil Binuangeun tidak melaut beralasan karena cuaca buruk yaitu datangnya angin selatan yang berhembus dari Samudra Hindia.
Jika dipaksakan beraktifitas melaut hal ini bisa saja berakibat fatal kecelakaan laut, karena gelombang laut tinggi bisa menerjang kapal-kapal kecil yang berada di wilayah sekitaran tempat nelayan mencari ikan tersebut.
Dengan adanya cuaca buruk ini, ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Higienis Binuangeun ada namun harga masih tinggi.
Dikatakan Mohamad Nasir, Cuaca buruk di wilayah Banten Selatan khususnya di Binuangeun, Desa Muara, terjadi sejak bulan Juni kemarin, dan ia tidak melaut karena khawatir diterjang ombak besar.
"Dari bulan Juni kemarin cuaca buruk karena angin selatan, dan kami nelayan kecil banyak yang tidak melaut. Karena kalau kami memaksakan melaut khawatir bukannya mendapat ikan malah mendapat musibah kecelakaan laut," ujarnya. Rabu (3/7/2024).
Jadi, lanjut Nasir, "Kami memilih diam di rumah dan henya melakukan perbaikan alat tangkap ikan, seperti ngayum (menyulam) jaring, bersih-bersih perahu dan lainnya," ucapnya.
Kata Nasir, jika cuaca sudah kembali baik, ia pun akan seperti biasanya melakukan aktifitas melaut untuk menangkap ikan.
"Kalau cuaca sudah membaik, maka saya juga akan kembali melakukan aktifitas biasanya mencari ikan ke laut," ucapnya.
Sementara itu, Wading Riana, selaku Ketua Koperasi Mina Muara Sejahtera (MMS) Binuangeun, juga sebagai Ketua Paguyuban Nelayan Kabupaten Lebak, yang mengelola TPI Higienis Binuangeun, bahwa ikan masih ada seperti biasanya namun harga ikan masih tinggi.
"Kalau ikan hasil tangkapan nelayan itu ada seperti biasa, namun harganya masih tinggi," katanya.
Wading juga mengatakan harga ikan masih tinggi karena cuaca buruk sejak bulan Juni 2024 kemarin dan banyaknya kebutuhan konsumen meningkat.
"Harga ikan masih mahal itu karena dampak cuaca buruk yaitu angin selatan yang berhembus dari Samudra Hindia sejak bulan kemarin ditambah kebutuhan konsumen yang sangat meningkat signifikan karena datangnya musim hajatan," terangnya.
Menurut Wading, ikan baru ada meningkat mulai hari ini Rabu 3 Juli 2024. Ia berharap cuaca segera membaik dan harga ikan pun segera kembali normal.
"Ikan hasil tangkapan nelayan baru mulai banyak pada hari ini, tetapi harganya tetap masih masih tinggi. Saya berharap cuaca angin selatan khususnya di wilayah Samudra Hindia segera berlalu, sehingga para nelayan bisa kembali melaut seperti biasanya dsn harga ikan pun kembali normal," ungkapnya.
Editor : U Suryana